Suasana Peresmian Masjid Al Latief
SOLO (JURNALKREASINDO.COM) -
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Prof. Wimboh Santoso bersama Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Jamal Wiwoho meresmikan Masjid Al-Latief milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS, Jumat (1/10/2021) .
Peresmian masjid tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan oleh Prof. Wimboh, Prof. Jamal, dan Dekan FEB UNS Prof. Djoko Suhardjanto.
Selain itu, ketiganya juga melakukan seremoni pemotongan pita sebagai simbol bahwa Masjid Al-Latief FEB UNS sudah siap digunakan sebagai tempat beribadah.
Masjid Al-Latief FEB UNS yang awalnya merupakan mushola direnovasi melalui donasi yang diberikan oleh OJK, Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Dana yang disumbangkan total mencapai ratusan juta rupiah.
Acara peresmian masjid baru milik FEB UNS itu turut dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi UNS Prof. Sajidan, Wakil Rektor bidang Umum dan SDM UNS Prof. Bandi, dan perwakilan Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BSI.
Prof. Jamal dalam sambutannya menyebut Masjid Al-Latief FEB UNS diresmikan pada momen dan hari yang tepat. Sebabnya, tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan agar Masjid AL-Latief FEB UNS yang diresmikan pada ‘hari baik’ dapat mendorong dan menginspirasi mahasiswa di FEB UNS untuk menjadikan masjid sebagai center of excellent.
"Saya sangat berharap Masjid Al-Latief ini menjadi center of excellent bagi kegiatan-kegiatan keagamaan di FEB UNS. Sehingga bisa sehat secara intelektual tapi juga sehat secara religius. Mari bersama-sama berlomba-lomba untuk kebajikan,” ujar Prof. Jamal.
Tak lupa, Prof. Jamal yang juga Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) turut mengucapkan rasa terima kasih kepada OJK, Bank Mandiri, BNI, dan BRI yang sudah menjadikan Masjid Al-Latief FEB UNS menjadi lebih baik.
“Saya berterima kasih kepada Prof. Wimboh yang sudah mengibarkan bendera bersama-sama berlomba dalam kebajikan nyumbang masjid termasuk Bank Mandiri, BNI, dan BRI dan yang tentu kita harapkan nanti BSI,” ungkapnya.
Senada dengan yang diucapkan Prof. Jamal, Prof. Wimboh yang merupakan Guru Besar Dosen Tidak Tetap bidang Manajemen Risiko FEB UNS juga mengharapkan agar Masjid Al-Latief FEB UNS menjadi center of excellent.
Lebih spesifiknya lagi, Prof. Wimboh mendorong agar masjid baru di lingkungan FEB UNS tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat lahirnya inovasi dan pemikiran kesyariahan.
Hal itu disebut Prof. Wimboh sangatlah penting. Sebab, dari 275 juta penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, harusnya porsi masyarakat untuk menikmati produk perbankan dari bank syariah menjadi besar.
“Sekarang potensi syariah masih kecil hanya sembilan persen. Sekarang bagaimana bisa meningkatkan porsi itu. Maka produk-produk harus kita perbanyak, aset-aset masyarakat juga banyak. Tugasnya nanti diskusi-diskusi soal inovasi bagaimana mengembangkan ini semua,” ucap Prof. Wimboh.
Ia menyampaikan, Masjid Al-Latief FEB UNS yang dibangun dari donasi berbagai pihak tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, namun juga dapat memberi dampak yang baik bagi orang-orang yang membutuhkan.
“Insyaallah sudah lebih baik dan bisa dimanfaatkan kepada siapa yang membutuhkan. Bukan hanya untuk salat, bukan hanya untuk beribadah tapi untuk sinergi menggalang inovasi pemikiran kesyariahan,” papar Prof. Wimboh.
Usai acara peresmian, Prof. Wimboh, Prof. Jamal, dan Prof. Djoko langsung meninjau arsitektur, interior dan kelengkapan fasilitas yang ada di Masjid Al-Latief FEB UNS. -(Hwa)