Prof. Wahyudi Sutopo, ketika
menyampaikan arahannya (foto : Eko Prasetyo).
Hal itu berarti tahun 2022 ini, tahun kedua UNS menjalankan
perannya sebagai PTNBH. Berbagai rencana aksi telah disiapkan untuk dapat
mencapai tujuan UNS, sebagai World Class University. Selain itu, beberapa
evaluasi kinerja UNS selama 2021 juga perlu diperhatikan.
“Supaya tahun ini
dapat lebih baik lagi" ungkapnya, saat acara Silaturrahmi Awal Tahun 2022
secara luring di Auditorium UNS dan daring melalui Zoom Cloud Meeting dan kanal
Youtube UNS, pada Senin (03/01/2021).
Selanjutnya dikatakan, sejumlah prestasi telah ditorehkan
UNS selama tahun 2021. Prestasi-prestasi tersebut diantaranya, menduduki
peringkat 201-300 dunia versi Times Higher Education Impact Ranking; peringkat
401- 450 dunia versi QS World University Ranking.
Selain itu juga peringkat 13 Indonesia dan 2.535 dunia versi
Webomatrics; serta peringkat 7 Indonesia dan 99 dunia Versi UI Greenmatrics.
Kendati demikian, UNS tidak boleh berpuas diri. Prestasi-prestasi tersebut
harus ditingkatkan.
World Class
University
Terlebih lagi UNS sudah mengikrarkan diri untuk menjadi
World Class University sejak menjadi PTNBH. Perlu kolaborasi dan inovasi
antarsivitas akademika UNS untuk mencapai tujuan luhur tersebut.
Seberapa pun kadar sukses yang telah diraih oleh UNS, tentu
semua itu tidak terlepas dari kerja keras, kerja tuntas, kerja ikhlas dan
kesanggupan berjuang bersama dari seluruh pimpinan dan sivitas akademika UNS.
“Itu artinya, sinergi, kolaborasi dan kebersamaan akan
menjadi kunci keberhasilan UNS yang sedang bertransformasi menjadi PTNBH,” ujar
Prof. Jamal sembari menambahkan, semua itu harus sesuai dengan terkait tema ‘Penguatan
Inovasi di Era Kemandirian UNS’.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Wahyudi Sutopo juga
menyampaikan pidatonya terkait tema “Penguatan Inovasi di Era Kemandirian UNS”.
Prof. Wahyudi menekankan pada inovasi yang harus diperhatikan UNS supaya dapat
bersaing secara internasional.
Daya Dobrak
“Realitanya banyak masalah global education menuntut setiap
individu, kelompok, dan organisasi memiliki kecepatan, kreativitas dan inovasi
sebagai kunci memenangkan kompetisi. Inovasi harus menjadi pendorong
produktivitas” tandasnya
Sehinga pada ujungnya inovasi itu menghasilkan daya dobrak
yang di dalamnya hadir di pasar lebih cepat, memberi solusi yang lebih cepat,
dan dengan pengorbanan yang ada, kemenangan itu akan terjadi.juga menyoroti IKU
8, yakni akreditasi internasional yang perlu ditingkatkan.
Menurut Prof. Wahyudi, akreditasi tersebut penting untuk
dapat meningkatkan ketujuh IKU lainnya. “Fokus pada IKU 8 dapat menggerakkan
IKU 1 sampai 7. IKU 8 ini menjadi prioritas, karena yang paling sulit, yang mengukur itu pihak
eksternal” paparnya
Sehingga tidak bisa memperbaiki dalam waktu yang pendek,
harus terencana. Tetapi dengan literasi
dan banyak pakar yang ada di sini, akreditasi internasional itu dapat dicapai
dalam 4 tahun. (Eps)