Suasana seminar wayang orang di di
Hotel Swiss Belinn Saripetojo.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Dalam pelaksanaan Program Matching Fund 2022, Universitas
Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta mengeluarkan 10 rekomendasi yang mengarah pada
perbaikan dalam pengelolaan Wayang Orang
(WO) Sriwedari Surakarta.
Acara tersebut dikemas dalam seminar dengan mengambil tema ‘Membangun
Pelestarian Budaya Wayang Orang Sriwedari dan Mendorong Ekonomi Industri Seni
dan Budaya di Kota Surakarta’ yang
digelar di Hotel Swiss Belinn Saripetojo berjalan lancar, baru baru ini.
Sebelumnya, ketua Matching Fund 2022 dari Unisri Surakarta,
Siti Supeni mengatakan, selama lima bulan program Matching Fund 2022 tersebut
telah melakukan pendampingan terhadap Wayang Orang Sriwedari dengan berbagai kegiatan
dan luarannya.
Diantaranya menerbitkan tiga buku, yakni naskah kebijakan,
buku sinopsi cerita wayang, dan buku guiding be lingual. Sertifikasi kompetensi
profesi seni LSP Keraton Yogyakarta terhadap 9 dosen Unisri dan Asga Surakarta.
Perubahan Nasib
Selain itu juga menciptakan dua artikel jurnal Scopus Q-2
dan jurnal internasional bereputasi, pengadaan/penambahan fasilitas bagi Wayang
Orang Sriwedari, berupa seperangkat alat make up untuk seluruh pemain, kostum
wayang, 10 klip on, 2 LCD, 2 rim cetak brosur selama 4 bulan, pemasangan wifi,
dan promosi online 4 IG.
Bahkan, pengadaan 5 kios bazar souvenir wayang dan lain-lain
di teras gedung Wayang Orang Sriwanito. Ada pun 10 rekomendasi yang dibacakan
ketua Matching Fund 2022 Unisri Surakarta, Siti Supeni dalam seminar di Hotel
Swiss Belinn Saripetojo pertengahan Desember 2022 lalu.
Siti Supeni secara rinci menjelaskan,
perlunya perubahan nasib pada para seniman, pemain/pengrawit di Wayang Orang
Sriwedari dalam menjalankan pekerjaan sesuai bidang keahlian. Dibutuhkan penambahan
pegawai Wayang Orang Sriwedari.
Tidak Sesuai
Karena sudah banyak
dipindahtugaskan ke dinas lain dan telah pensiun. Perlunya meninjau ulang tiket
masuk Gedung Wayang Orang Sriwedari dengan mengubah Perda. Tiket masuk senilai
Rp 10.000 saat ini dinilai sudah tidak sesuai.
Begitu juga tentang kebijakan muatan lokal (mulok) bagi
SD/SMP tentang seni budaya daerah Surakarta perlu ditingkatkan. Perlu dibuka
dan diaktifkannya wifi promosi/iklan yang lebih gencar dari Pemerintah Kota
Surakarta (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata).
Adanya kerja sama yang intensif dengan PTN/PTS, PHRI, dan
ASITA. Surakarta. Membuka kembali akses pintu masuk kawasan Sriwedari di Jalan
Slamet Riyadi untuk memudahkan pengunjung menuju lokasi gedung pertunjukan.
Meningkatkan Kinerja
Bagi para seniman Wayang Orang Sriwedari terus meningkatkan
kinerja, menguasai manajemen pertunjukan dan terus bersemangat, juga terus berkolabirasi dengan Dinas Pendidikan,
SD dan SMP serta sanggar-sanggar untuk masuk mulok/ekstra
Hal ini dilakukan dalam mengisi memanfaatkan pentas wayang
bocah yang sudah digelar tiap tahun dan Wayang Orang Sriwedari dalam
meningkatkan jumlah penonton, untuk branding dengan melakukan pentas atau main
di luar serta berani tampil siang hari.
"Dalam program Matching Fund 2022 ini, visi kami adalah
mewujudkan Surakarta sebagai kota budaya yang modern dan tangguh, gesit,
kreatif, dan sejahtera," kata Siti Supeni yang juga staf pengajar
Universitas Slamet Riyadi.
Sejumlah tamu undangan dari perwakilan Pemerintah Kota, DPRD
Surakarta, lembaga pendidikan SD dan SMP, sanggar seni dan budaya, Dewan
Pendidikan, Dewan Kesenian, para mahasiswa, rektor dan Yayasan Perguruan Tinggi
Slamet Riyadi Surakarta hadir dalam seminar tersebut. (Her)