Hendarto, ketika memberikan pemaparan
tentang ekosistem digital Kraton Surakarta.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM)
– Dalam rangka menjaga eksistensi atau pelestarian dan keberadaan Kraton Kasunanan
Surakarta Hadiningrat, sebagai peninggalan para leluhur yang adiluhung, maka
Trah Dinasti Mataram itu, perlu mengikuti dan menyesuaikan perkembangan zaman,
terutama dalam hal Ilmu dan Technologi (IT) yang terus maju.
Dengan demikian, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat melakukan
transformasi digital guna mendekatkan diri dengan masyarakat, sekaligus
memperluas jangkauan dunia dIgital. “Untuk kepentingan ini, kami menghadirkan 4 layanan jejak digital, mulai
dari website, aplikasi mobile, koleksi digital dan token crypto tentang keberadaan
kraton ini” ujar Hendarto, ahli IT Kraton Surakarta
Hal itu terungkap pada acara soft launching ekosistem
digital Kraton Surakarta yang digelar pada Rabu (29/09/2023), di Sasana
Handrawina, Kraton Surakarta. Nampak
hadir di acara tersebut, GKR Wandansari, pengageng Sasana Wilapa bersama Dr. KPH
Eddy Wirabumi, SH,MM, direktur eksekutif LBH Kraton Surakarta, serta putra
putri Paku Buwono (PB) XIII.
GKR Wandansari memukul gong, pertanda
soft launching ekosistem digital Kraton Surakarta dibuka.
Mereka itu masing-masing KGPH Hangabehi (Pengageng Museum Kraton Surakarta), GKR.
Timoer Rumbai Kusuma Dewayani (Pengageng Keputren) dan GRAy Devi Lelyana Dewi. serta
sejumlah Sentanadalem Keraton Surakarta. “Tujuan dilakukannnya ekosistem
digital di kraton itu, bukan hanya memberikan pengetahuan tentang benda-benda
yang ada saja, tetapi juga sejarah, tradisi dan filosofinya” papar Hendarto lagi
Menjaga Identitas
Kebudayaan Nasional
Dalam sambutannya, KGPH. Hangabehi menjelaskan, museum Kraton Surakarta menyimpan koleksi
benda-benda peninggalan Dinasti Mataram Islam yang harus dijaga dan
dilestarikan. Seiring perkembangan zaman, dibutuhkan ekosistem digital guna menjangkau
lebih banyak masyarakat untuk mengetahuinya.
“Sekaligus mendekatkan dengan masyarakat tanpa menghilangkan
unsur tradisi dan budaya leluhur. Ini bagian dari menjaga identitas kebudayaan
nasional,” kata Hangabehi sembari menambahkan, membangun ekosistem digital di
Museum Keraton bukan hal mudah. Sehingga harus dilakukan secara bertahap, agar
pemanfaatan teknologi benar-benar bisa diimplementasikan dalam layanan digital.
Trah Dinasti Mataram Islam, dari kiri
: GRAy. Devi Lelyana Dewi, GKR. Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, GKR Wandansari
dan KGPH. Hangabehi.
Dengan begitu, diharapkan ekosistem digital di Kraton Surakarta
ini, bisa menjadi rujukan dan pusat kebudayaan Jawa yang semakin maju, dengan
menerapkan digitalisasi. Sementara itu, GRAy. Devi Lelyana Dewi memaparkan, ekosistem
digital ini nantinya untuk memperkuat kekayaan budaya dan nilai-nilai leluhur
yang harus dijaga dan dilestarikan.
Lebih Mandiri
Dimana tim teknologi informasi Kraton Surakarta mulai
mempersiapkan transformasi digital sejak beberapa bulan lalu. “Kami ingin agar
Kraton Surakarta lebih mandiri, tidak tergantung pihak lain. Masyarakat
sekarang melek teknologi, sehingga Museum Kraton Surakarta juga harus berbenah.
Sedangakan untuk grand launching
direncanakan digelar awal tahun 2024,” tuturnya
Acara soft launching ekosistem digital Kraton Surakarta
siang itu, dibuka dengan ditandai pemukulan gong oleh GKR Wandansari, selanjutnya
dilaksanakan saresehan yang diikuti para sentanadalem Kraton Surakarta yang
hadir, dimana narasubernya langsung oleh Gusti Wandansari dan ditutup dengan
kembul bujana. (Hong)