Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd (Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kab.
Semarang), ketikamemberikan paparannya.
SEMARANG
(JURNALKREASINDO.COM) -Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat
ini, adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang salah satu
sebabnya ialah anak yang mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama alias
stunting. Kondisi ini dapat berawal dari masalah kep (kurang energi protein) sebagai
salah satu masalah gizi utama yang terjadi pada anak di bawah dua tahun (Baduta).
Pemerintah yang dalam hal ini Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX DPR
RI Tuti Nusandari Roosdiono melakukan upaya edukasi percepatan penurunan
stunting melalui kegiatan Sosialisasi KIE Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang dilaksanakan pada Selasa
(14/11/2023) di Dusun Semilir, Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang.
Kegiatan yang berlangsung khidmat dan disambut baik para peserta yang berjumlah kurang lebih 250 orang peserta dari beberapa desa di Kecamatan Bawen. Dalam sambutannya melalui virtual, Tuti Nusandari Roosdiono menyapa peserta acara sosialisasi dan berpesan, agar pemahaman stunting menjadi modal dalam pencegahan stunting. Dirinya meyakinkan masyarakat agar lebih serius melihat stunting sebagai musuh yang harus diperangi.
Ratusan warga masyarakat Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang yang mengikuti sosialisasi dari BKKBN tentang
bahayanya stunting.
Hal ini untuk menyambut Generasi Emas Indonesia di tahun 2045. “Sebelumnya mohon maaf, jika saya belum bisa bergabung, tapi poin nya bapak ibu semua bisa mendapatkan pengetahuan sambil makan juga. Jadi mohon nanti paparan dari pemateri disimak baik-baik kemudian diterapkan di keseharian, jika perlu dibagikan kepada saudaranya yang belum datang, sehingga baik keluarga, tetangga dan warga sekitarnya juga paham tentang stunting ”, ujarnya
Mempengaruhi Kualitas
SDM
Sementara itu, Dra. Dewi Pramuningsih, MPd dalam pemaparan
materinya menerangkan, stunting sangat merugikan tidak hanya kepada seorang
anak, melainkan juga negara. Hal ini disebabkan karena stunting mempengaruhi
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadikan seorang yang stunting akan
kesulitan beradaptasi dalam kebutuhan pekerjaan.“Perlu diingat, pendek belum
tentu stunting, tapi stunting sudah pasti pendek” jelas Dewi
Coba bayangkan, jika anak cucu kita stunting sedangkan pilot
itu harus tinggi, atau minimal pekerjaan di pabrik, sekarang sudah membutuhkan
pekerja yang tinggi seiring alat yang semakin canggih.Dia menambah, konsumsi
makanan merupakan salah satu faktor yang secara langsung berhubungan dengan
status gizi seseorang, keluarga dan masyarakat. Rendahnya konsumsi pangan atau
kurang seimbangnya asupan zat-zat gizi.
Terutama rendahnya makanan
yang dikonsumsi, mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan. Pemberian ASI pada
bayi umur 0-6 bulan sangat penting untuk pertumbuhan dan status gizi anak. ASI
diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan
setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur 2 tahun atau
lebih. Kegiatan ini dihadiri Sis Budiyono (Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX
Tuti Nusandari Roosdiono).
Bahkan juga tampak hadiri Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd (Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten
Semarang), Bagus Suryo Kusumo, SPd (Ketua KNPI Kabupaten Semarang), Sri Rahayu (Tokoh
Masyarakat Lemah Ireng) sekaligus sebagai tuan rumah dan tamu undangan dari masyarakat
Kecamatan Bawen dan masih banyak lagi perserta dari warga masyarakat yang tidak bisa
disebutkan disini satu-satu. (Hong)