PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN EDUKASI KUNCI TURUNKAN STUNTING

 

Suwarno, SH, M.M., Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Jawa Tengah.

SEMARANG (JURNALKREASINDO.COM) - Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Suwarno, S.H, M.M menekankan pentingnya peningkatan pemahaman dan edukasi adalah kunci untuk menurunkan prevalensi stunting di Provinsi Jawa Tengah khususnya Kabupaten Semarang.

“Stunting dapat diatasi salah satunya dengan terus mengedukasi pemahaman stunting itu sendiri. Jadi, kalau menurut saya, itu sebetulnya stunting ini sangat bisa diatasi, asalkan mengerti dulu. Pemahaman ini harus diketahui oleh semua pihak”, kata Suwarno saat menjadi narasumber pada Kegiatan Sosialisasi KIE Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Acara tersebut  diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bersama Kemitraan di Dusun Semilir Kabupaten Semarang, Rabu (15/11/2023). Suwarno, S.H, M.M menambahkan, untuk mewujudkan target stunting 14 persen pada tahun 2024, pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terus melakukan edukasi kepada kader kesehatan terkait stunting .

Foto bersama warga Dusun Semilir Kabupaten Semarang.

Termasuk ke dalam strategi spesifik pengembangan kapasitas penyelenggara.“Makanya saya pesan kepada kader kesehatan, kader posyandu dan kader PKK terus semangat memberdayakan masyarakatnya sendiri demi peningkatan kesejahteraan masyarakat sembari berkoordinasi dengan dinas.

Makanan Tambahan

Pencegahan stunting itu meliputi pemberian makanan tambahan, penyuluhan masalah gizi, kunjungan ke rumah, dan kalian adalah promotor kesehatan di masyarakat. Bagi yang lain mohon bantuannya jika nanti ada kader posyandu yang mau melakukan pemeriksaan ke rumah, saya minta tolong untuk dibukakan pintu nya”, tambah Suwarno.

Kemudian Anggota Komisi IX DPR-RI Tuti Nusandari Roosdiono selaku mitra kerja yang diwakilkan oleh Tenaga Ahli nya Sis Budiyono menyampaikan bahwa zero stunting merupakan modal yang sangat besar dalam menuju Indonesia Emas di tahun 2045. “Perjalanan menuju Indonesia Emas sudah di depan mata bapak ibu” paparnya

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tidak harus berarti suatu kerugian atau keuntungan ekonomi. Kunci utamanya pada mutu modal manusia.  Stunting ini tidak hanya menghambat modal manusia tapi dapat juga merugikan anak itu secara dirinya sendiri”, kata pria yang lahir di Tuntang Kabupaten Semarang dalam sambutannya.

Sosialisasi bersama ini dihadiri oleh beberapa pihak terkait antara lain, Suwarno, S.H, M.M Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Tuti Nusandari Roosdiono Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan melalui virtual, Sis Budiyono Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono, Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, Bagus Suryo Kusumo S.Pd Tokoh Masyarakat Kabupaten Semarang, Sri Rahayu Tuan Rumah Lemah Ireng dan tamu undangan dari masyarakat Kecamatan Bawen. (Hong)