GERAKAN 1000 HPK, TERMASUK PRIORITAS UTAMA MENCEGAH STUNTING

 

Sis Budiyono (baju batik hitam), Tenaga Ahli Anggota Komisi IX DPR-RI Tuti Nusandari Roosdiono. 

SEMARANG (JURNALKREASINDO.COM) - Masalah utama dalam mencegah terjadinya stunting di bidang gizi dan kesehatan menjadi prioritas utama program perbaikan gizi bagi Kementerian Kesehatan RI. Kerangka intervensi stunting yang dilaksanakan pemerintah Indonesia, terbagi menjadi dua, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive.

 Intervensi gizi sensitive dilakukan melalui pembangunan di luar sektor kesehatan, sedangkan intervensi gizi spesifik dilakukan dengan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). “Cara mencegah stunting itu sederhana dan tidak harus mahal, tetapi perlu konsistensi. Dimulai dari Kesehatan calon pengantin sampai anak berumur 2 tahun.

“Para orang tua juga baiknya membantu memperhatikan 1000 Hari Pertama Kelahiran, karna inilah momen krusial bagi anak”, ujar Aulia Firdaus DA, SKM,  Analis Advokasi dan KIE BKKBN Jawa Tengah saat mengisi materi dalam kegiatan Sosialisasi dan Promosi KIE Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Bersama Mitra Kerja.

 Aulia Firdaus DA, SKM, Analis Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN Jawa Tengah. 

Kegiatan itu dilaksanakan pada Kamis (7/12/2023), di Gedung IPHI Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Diketahuim  stunting itu merupakan penanda dari malnutrisi kronis atau rendahnya kesehatan ibu yang dapat memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Kondisi ini dapat mengganngu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Dua Ciri Stunting

Ciri stunting itu intinya cuma 2 saja, yang pertama  gagal pertumbuhan dan kedua gagal berkembang. Gagal tumbuh itu gagal secara fisik atau yang dapat dilihat, seperti badan seorang anak lebih pendek.  Sedangkan gagal berkembang itu gagal secara mental dan psikis. “Artinya, seorang anak yang kurang cerdas, sebab pertumbuhan otaknya lebih lambat”, jelas Aulia

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR-RI Tuti Nusandari Roosdiono, selaku mitra kerja yang diwakilkan oleh Tenaga Ahlinya Sis Budiyono menyampaikan, zero stunting merupakan modal yang sangat besar dalam menuju Indonesia Emas di tahun 2045.“Perjalanan menuju Indonesia Emas sudah di depan mata bapak ibu” tandasnya

Para narasumber foto bersama masyarakat di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. 

Sis Budiono juga menambahkan, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tidak harus berarti suatu kerugian atau keuntungan ekonomi. “Kunci utamanya pada mutu modal manusia. Stunting ini tidak hanya menghambat modal manusia, tapi dapat juga merugikan anak itu sendiri” kata pria yang lahir di Tuntang, Kabupaten Semarang itu

Sosialisasi dan Komunikasi

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah bersama Anggota Komisi IX DPR RI Tuti Nusandari Roosdiono terus melaksanakan Sosialisasi dan Promosi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Acara sosialisasi bersama mitra kerja ini dihadiri sejumlah pihak, diantaranya Tuti Nusandari Roosdiono (anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan melalui virtual), Aulia Firdaus DA, SKM Analis Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN Jawa Tengah), Dra. Dewi Pramuningsih (Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Semarang), Sis Budiyono( (Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono) dan warga masyarakat Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. (Hong)