Mendiktisaintek, Prof. Brian Yuliarto,
Ph.D berfoto bersama dengan wakil pimpinan politeknik.
SOLO,
JURNALKREASINDO.com - Pemerintah membuka pintu transformasi besar dalam
dunia pendidikan tinggi vokasi. Dalam audiensi strategis dengan Perkumpulan
Politeknik Swasta Indonesia (PELITA), Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan
Teknologi (Mendiktisaintek) Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., menyatakan dukungannya
terhadap gagasan menjadikan politeknik sebagai universitas terapan.
Pertemuan yang berlangsung di kantor Kemdiktisaintek,
Jakarta, pada Selasa siang itu dihadiri lengkap oleh jajaran pengurus nasional
PELITA, termasuk Ketua Umum Akhwanul Akhmal dan jajaran ketua bidang. Dari
pihak pemerintah, Menteri Brian hadir bersama sejumlah pejabat kunci, seperti
Dirjen Dikti Prof. Khairul Munadi, Direktur Sumberdaya Prof. Dr. Sri Suning
Kusumawardani dan Direktur Kelembagaan Prof. Mukhamad Najib.
Dalam suasana dialog interaktif, PELITA memaparkan lima
agenda transformasi, dimulai dari pentingnya kampanye nasional untuk menghapus
stigma politeknik sebagai “kelas dua” dalam pendidikan tinggi. Menurut
Akhwanul, Ketua Umum Pelita Indonesia Politeknik bukan alternatif universitas,
melainkan mitra sejajar yang menawarkan pendidikan berbasis keterampilan.
Reorganisasi
Kelembagaan
Usulan terbesar datang dalam bentuk reorganisasi
kelembagaan, membedakan universitas akademik berbasis riset dan sains dengan
universitas terapan berbasis vokasi. Gagasan ini dinilai akan memperjelas
identitas dan peran politeknik di tengah tantangan globalisasi dan revolusi
industri. Tak hanya itu, PELITA juga menyoroti kesenjangan antara lulusan
vokasi dan kebutuhan industri.
Mereka menekankan pentingnya program dual system, kurikulum
berbasis kebutuhan lapangan kerja, serta sertifikasi industri yang
terintegrasi. Di sisi lain, jalur karier dosen vokasi pun dinilai perlu direformasi
agar tak lagi diseragamkan dengan jalur akademik. Bagi para pendidik vokasi,
karya nyata di industri dan inovasi teknologi tepat guna seharusnya menjadi
tolok ukur utama.
Pendidikan Vokasional
Ginanjar Wiro Sasmito selaku Direktur Eksekutif PELITA juga
ikut menandaskan bahwa Politeknik semestinya harus diposisikan sebagai pilar
utama pendidikan vokasional, bukan sekadar pelengkap saja. “Kami tidak minta
perlakuan istimewa. Cukup pengakuan dan dukungan setara,” ujarnya lugas. Menteri
Brian menyambut baik seluruh usulan itu. Ia menyebutnya sebagai cerminan
realitas di
lapangan dan selaras dengan rencana besar pemerintah dalam
mereformasi pendidikan tinggi. “Pendidikan vokasi adalah prioritas. Kami sedang
menyiapkan transformasi menyeluruh, termasuk akreditasi, pendanaan berbasis
kinerja, dan kemitraan industri,” ujarnya.
Audiensi ini bukan sekadar pertemuan formal. Ini adalah titik temu antara aspirasi dan kebijakan, antara realitas dan visi. Dengan sinergi antara PELITA dan pemerintah, politeknik Indonesia berpeluang besar menjadi ujung tombak pembangunan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. (Her)