UTP Surakarta Dukung Pemberdayaan Transformasi Digital Petani Pepaya, Desa Butuh Melalui UMKM Perempuan

Para pelaku UMKM perempuam  Desa Butuh, berfoto bers ama seusai memperoleh edukasi mengenai budidaya dan panen pepaya dan trategi pengolahan hasil pertanian.

BOYOLALI, JURNALKRESINDO.com -  Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui transformasi digital di sektor pertanian. Melalui hibah DPPM–Dirjen Risbang–Kemendiktisaintek, UTP menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).

Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Makmur yang dilaksanakan di kebun pepaya milik petani pepaya, Widodo, di Desa Butuh, Kabupaten Boyolali, fokus pada Penguatan Rantai Pasok Pepaya, dengan tajuk ‘Transformasi Digital Kelompok Wanita Tani: Menguatkan Rantai Pasok Petani Pepaya’ ini, menitikberatkan pada peningkatan kapasitas anggota KWT.

Efisien dan Modern

Terutama  dalam mengelola rantai pasok secara lebih efisien dan modern. Peserta tidak hanya memperoleh edukasi mengenai budidaya dan panen pepaya, tetapi juga berdiskusi serta bertukar pengalaman mengenai strategi pengolahan hasil pertanian agar memiliki nilai tambah.pelatihan  diarahkan pada pemasaran digital.

Tentu  dengan pemanfaatan website, media sosial, dan platform e-commerce seperti Shopee. Dengan cara ini, produk pepaya segar maupun olahan seperti manisan, selai, hingga minuman berbahan dasar pepaya dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Program ini dipimpin oleh Dr. Susilaningtyas Budi Kurniawati, S.E., M.Si., dosen Program Studi Akuntansi UTP dengan kepakaran Akuntansi Sektor Publik dan UMKM. Beliau didampingi oleh dua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTP, yaitu Zandra Dwanita Widodo, S.Pd., S.E., M.M., pakar sumber daya manusia dan manajemen organisasi, serta Atik Lusia, S.E., M.B.A., pakar bisnis digital.

Penguatan Rantai Pasok

Selain dosen, program ini juga melibatkan mahasiswa, yakni Sulton Tahta Zulfa Adiar Alamshah (Prodi Manajemen) dan Nadiya Nur Rahma Fatika (Prodi Akuntansi), yang bertugas sebagai pendamping lapangan. Kehadiran mahasiswa bertujuan memperkuat proses transfer ilmu dan memberi pengalaman nyata dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Dr. Susilaningtyas, penguatan rantai pasok merupakan langkah penting agar hasil pertanian pepaya tidak hanya berfokus pada produksi dan penjualan mentah, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui pengolahan serta strategi pemasaran digital yang terintegrasi. “Dengan sistem rantai pasok yang tertata” tuturnya

Dimana mulai dari hulu hingga hilir, petani dan pelaku UMKM perempuan akan lebih mudah bersaing, serta mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan masyarakat desa. Sementara itu, Ketua KWT Ngudi Makmur mengungkapkan, apresiasinya atas kegiatan ini. “Kami para perempuan tani merasa lebih percaya diri’ tandasnya

Bernilai Lebih

Karena sekarang tidak hanya bisa menanam dan mengolah pepaya, tetapi juga belajar bagaimana menjualnya lewat internet. Ilmu ini sangat bermanfaat bagi kami untuk menambah penghasilan keluarga,” tutur salah satu pengurus KWT. Hal senada disampaikan Bapak Widodo, pemilik kebun pepaya. “Selama ini hasil panen pepaya kami hanya dijual di pasar sekitar Boyolali’ katanya

Dengan adanya pendampingan ini, mereka men jadi tahu cara mengolah pepaya agar bernilai lebih dan memasarkan lewat media sosial. Harapannya produk kami bisa dikenal lebih luas, bahkan sampai luar kota. Kegiatan PKM ini menjadi bukti nyata kontribusi UTP Surakarta dalam mendukung program pemerintah untuk digitalisasi UMKM, khususnya di sektor pertanian dan pangan.

Dengan pendekatan kemitraan masyarakat, UTP berupaya menghadirkan solusi yang berkelanjutan dan sesuai kebutuhan lokal, yakni mengoptimalkan potensi pepaya Boyolali yang selama ini menjadi komoditas unggulan daerah. Sehingga diharapkan dapat membuka akses pasar lebih luas, menciptakan lapangan kerja baru, serta memperkuat daya saing produk lokal di era ekonomi digital. (Her)