MEMANAS ! ROY RAHAJASA YAMIN MUNCUL SEBAGAI CALON MANGKUNEGARA X

Ketiga kandidat Mangkunegara X, Paundra (kiri), Roy Rahajasa, Bhre.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) -  Bursa calon penguasa Kadipaten Mangkunegaran, kini semakin ramai menjadi perbincangan hangat. Hal ini terjadi dengan munculnya nama baru, selain dua putra KGPAA (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya) Mangkunegara IX yang baru sajamangkat.

Kemunculan nama Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Roy Rahajasa Yamin, justru menjelang pelaksanaan musyawarah sesepuh Pura Mangkunegaran, untuk menentukan siapa yang bakal duduk disinggahsana  sebagai Adipati Pura Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Mangkunegara  X.

KRMH Roy Rahajasa Yamin ini, cucu Mangkunegoro VIII , berarti  menambah  satu lagi calon pengganti Mangkunegara IX yang baru saja mangkat. Karena sebelumnya yang ramai dibicarakan hanya ada dua calon, yaitu GPHaryo Paundrakarna Jiwa Suryanegara dengan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang keduanya Putra KGPAA Mangkunegara IX.

Dengan kemunculan Roy Rahajasa tentu saja membuat sejumlah abdi dalem dan kerabat Mangkunegaran berspekulasi dan semua itu serba mungkin terjadi, sebab bisa saja skenario awal hanya ada Gusti Paundra atau Gusti Bhre dan kini bertambah satu lagi Kanjeng Roy Rahajasa.

Kanjeng  Roy Rahajasa dikenal sebagai owner sejumlah perusahaan yang bergerak dalam bisnis digital. Sedangkan rencana siapa figur Mangkunegoro X, bakal diumumkam pada waktu genap 100 hari wafatnya Mangkunegara IX pada 13 Agustus 2021 silam.

Memanas

Menanggapi memanasnya bursa calon Mangkunegara X  ini,  Tunjung W Sutirta sejarawan dari UNS Solo mengatakan,  para sesepuh di Pura Mangkunegaran sebagai keluarga inti dalam menentukan suksesi, harus juga didengar dari sisi eksternal.

"Karena, Mangkunegaran itu wilayah budaya, sehingga untuk keperluan sinergitas didalam pelestarian budaya perlu mendengar saran dari pihak eksternal.  Pihak eksternal itu Catur Sagotra, yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan  Yogyakarta dan Pakualaman Yogya."paparnya

Kadipaten Mangkunegaran, sementara masihmenunggu penguasanya

Hal ini menurut Tunjung, karena konsep Catur Sagotra itu adalah kesatuan genealogis mereka, garisnya Dinasti Mataram. "Sehingga, sangat baik jika untuk suksesi di Mangkunegaran itu mendengar dari keluarga Catur Sagotro.” Tandasnya

Soal keputusan itu otonom keluarga Mangkunegaran memang semestinya. Persoalannya, adalah tidak ada fakta, bahwa mendiang Mangkunegara IX meninggalkan wasiat tentang suksesi.

Bukan Putra Mahkota

Sedangkan, Pegiat Sejarah dan Budaya Solo Raya, Surojo mengatakan jika dilihat dari silsilah pergantian Adipati Mangkunegaran, mulai Mangkunegoro II hingga Mangkunegoro IX selalu berubah sesuai dengan situasi.

suksesi di Pura Mangkunegaran tidak selalu dipegang atau menurun kepada anaknya. Artinya, beberapa keluarga keturunan Mangkunegaran memiliki kesempatan untuk menjadi penguasa atau orang nomor satu di Pura, yang didirikan oleh Pangeran Sambernyowo atau KGPAA Mangkunegoro I.

"Dalam suksesi di Pura Mangkunegaran tidak mutlak harus Putra Mahkota dari Mangkunegara sebelumnya," ungkap Surojo, sembari menambahkan, Pura Mangkunegaran merupakan sebuah kerajaan catur sagatra dinasti Mataram Islam yang demokratis.

Berubah Pola Suksesi

Mencermati dari pola suksesi yang terjadi sejak Mangkunegara II hingga Mangkunegara IX.Pemilihan Pengageng Pura Mangkunegaran selalu menerapkan pola situasinal, sehingga tidak bisa ditebak siapa penerus raja berikutnya.

"Diawali dari Adipati Mangkunegoro II, itu merupakan cucu Adipati Mangkunegoro I , jadi bukan anaknya langsung, selanjutnya  Adipati Mangkunegoro III dan Adipati Mangkunegoro IV sama-sama cucu dari Raja Mangkunegoro II," jelasnya.

Perubahan pola susesi itu terjadi pada masa Adipati Mangkunegoro V, yang diduduki  anak dari Adipati Mangkunegoro IV. "Setelah  Adipati Mangkunegara VI, yang menjabat adik dari Adipati Mangkunegoro V, di sini beda lagi polanya," paparnya

Begitu selanjutnya, Adipati Mangkunegara VII dan Adipati Mangkunegoro VIII sama-sama anak dari Adipati Mangkunegoro V. “Penerus Penguasa Mangkunegaran bakal  dipilih sesuai dengan  kebutuhan jaman, bukan kebutuhan kelompok” pungkasnya. (Njar)