Rektor UNS Prof. Hartono (kiri() dan Prof.dr Taruna Ikrar d, M,biomed PhD saat menjawab
pertanyyan dari peserta kuliah umum di FK UNS.
SOLO,
JURNALKREASINDO.com - Kepala BPOM Prof.dr Taruna Ikrar d, M,biomed PhD dukung
sepenuhnya program UNS dalam
mengoptimalkan petensi pengembangan herbal Hebadicine Di Indonesia. Ungkapan itu
diutarakan ketika Ia hadir sebagai pembicara pada kuliah umum di Auditorium
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS).
Kegiatan itu di diselenggarakan oleh FK UNS, Jumat
(04/12/2025). Taruna Ikrar menyampaikan,
kuliah umum tersebut di hadapan sedikitnya 100 peserta
yang merupakan mahasiswa dari program studi Sarjana Kedokteran, Profesi Dokter,
serta program S2 dan S3 Kedokteran. Kepala BPOM mengulas mengenai “Perkembangan Obat Bahan Alam di Indonesia,
Peluang dan Tantangan”.
Secara singkat, biodiversitas Indonesia merupakan fondasi
ekologis bagi masa depan. Dengan potensi tersebut. Saat ini, sudah terdapat
lebih dari 18.000 jamu yang terdaftar di BPOM sedangkan yang terstandar menjadi
Obah Herbal Terstandar (OHT) baru 73 produk dan Fitofarmaka baru 20 produk,
sehingga perbandinganya masih jauh.
Prosesi pemberian cidramata dari Rektor
UNS Prof. Hartono (kiri() kepada Prof.dr
Taruna Ikrar d, M,biomed PhD.
Hal ini menjadi tantangan bersama untuk mendorong jamu naik
menjadi OHT dan Fitofarmaka.“Badan POM mempunyai otorisasi pengawasan sepanjang
siklus hidup obat herbal” urai Taruna sembari menambahkan, Untuk itu sinergi
lintar sektor menjadi kunci akselerasi pengembangan obat bahan alam, termasuk
kerja sama antara Badan POM dan UNS.
Ikut hadir dari UNS pada kuliah umum ini ini, yaitu Rektor
UNS Prof. Hartono, Dekan FK UNS Prof. Reviono, Direktur RSUD dr. Moewardi
Zulfachmi Wahab, beserta jajaran dosen dan tenaga pendidik FK UNS. Dalam pidato
pembukaannya, Dekan FK UNS Prof. Reviono menjelaskan, kegiatan hari ini
merupakan salah satu bentuk kerja sama antara akademisi dan regulator.
Dalam mengupayakan produk herbal yang aman dan bermutu. Rektor UNS Prof. Hartono turut memaparkan
progres dan rencana pengembangan tropical herbs medicine terintegrasi dengan RS
UNS. Prof. Hartono berharap adanya arahan dan pendampingan dari BPOM untuk
mewujudkan rencana pengembangan demi mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia. (Her )



