Ruang Dialog antar PTS, Pemerintah dan DPR RI digelar UTP Surakarta dalam FGD

 

Suasana para narasumber FGD yang digelar UTP Surakarta, di Kampus II tersebut.

SOLO,JURNALKREASINDO.com - Universitas Tunas Pembangunan (UTP)  Surakarta, pada  Senin (22/22/2025) menggelar focus group discussion (FGD), di Kampus II. Kegiatan ini jadi ruang dialog antara perguruan tinggi swasta (PTS), pemerintah, dan DPR RI untuk merumuskan arah kebijakan pendidikan tinggi yang lebih berkeadilan.

Rektor UTP Surakarta, Prof.  Dr Winarti, MSi menjelaskan, kebijakan pemerintah selama ini kurang berpihak pada PTS kecil. Bantuan lebih banyak mengalir ke perguruan tinggi besar, sedangkan PTS baru bisa berjalan stabil jika memiliki sekira 5.000 mahasiswa. “Kami berterima kasih, karena kegiatan ini difasilitasi melalui kolaborasi Kemendikti Saintek dan Komisi X DPR RI,” ujarnya

Dikatakan Winarti, , jumlah sumbangan pemerintah untuk PTS, justru lebih sedikit dibandingkan bantuan untuk perguruan yang sudah besar yang memiliki mahasiswa banyak. “Padahal PTS yang kecil itu pinginya juga besar, kalau pemerintah menginginkan PTS- PTS kecil tumbuh menjadi besar mestinya kebijakannya tidak seperti itu” paparnya

Karena yang justru membutuhkan bantuan-bantuan itu PTS yang kecil, tetapi meski demikian  bantuan yang sudah diberikan, juga terima kasih, karena sudah bisa digunakan untuk pnyelenggaraan kegiatan ini. “Kegiatan ini murni dari bantuanirjen Riset dan pengembangan, bersama Komisi X DPR RI” tegasnya

Serah terima cinderamata dari UTP Surakarta yan g diberikan oelh Prof. Dr Winarti, MSikepada para narasumber.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Harun Joko Prayitno menyatakan, memang ada perbedaan mendasar dari sisi pendanaan di perguruan tinggi negeri (PTN) dan PTS, sehingga pemerintah kedepan bisa melakukan perubahan. “ Untuk PTN juga diberikan kemudahan membuka program studi (prodi) baru” katanya

Lain dengan PTS yang lebih dulu harus melalui proses panjang, paling tidak delapan sampai sembilan tahun. Maka dari itu keberpihakan kebijakan tersebut,  kedepan harus menyeimbangkan aspek kuantitas dan kualitas. Sudah saatnya PTN bermain dikualitas, bukan sekadar kuantitas. Sehubungan dengan hal itu diperlukan setiap PT mestinya terus membangun mutu pendidikanya.

Sementara itu, Dr. Yuliatmono mengatakan, dari beberapan hambatan-hambatan yang dialami beberapa perguruan tinggi sudah ditampung dan dipahami oleh komisi X, DPR RI. Untuk itu pihaknya sedang berupaya keras.”Karena faktor itu, kami akan bantu melalui beberapa kemeterian terkait dengan pendidikan dan kebudayaan” tuturnya

Diaharpakan nantinya, kemeterian itu bisa bersinergi dan Komisi X AKAN berada dibelakang  PTS. Tetapi di Indonesia itu hampir 4.000 lebih, sedangkan yang PTN itu hanya sekitar dua ratusan, sisanya PTS. “Namun penrimaan mahasiswanya itu tidak dibatasi, maka dari itu PTN akan kami atur regulasinya dalam penerimaan mahasiswa, sehingga PTS kini harus bebenah” tegasnya. (Her)