SUASANA HARU , GENDING KETAWANG DARI KYAI KANYUT MESEM MELEPAS PETI JENAZAH MN IX

 







SOLO (JURNALKREASINDO.COM)-Suasana haru diiringi gending Ketawang dari gamelan pusaka Pura Mangkunegaran Kyai Kanyut Mesem mengiringi prosesi brobosan di bawah peti jenazah Mangkunegoro IX di nDalem Ageng Pura Mangkunegaran, Minggu (14/8/2021). Selanjutnya jenazah Mangkunegoro IX dari Istana Mangkunegaran menggunakan ambulans di makamkan ke Astana Girilayu. Makam Mangkunegoro IX letaknya berdekatan dengan pusara ayahandanya KGPAA Mangkunegoro VIII yang wafat tanggal 2 Agustus tahun 1995 lalu.

Sementara gamelan pusaka Kyai Kanyut Mesem lamat-lamat melantunkan
gending  Ketawang. Selanjutnya tiga iringan gamelan juga dilantunkan, yakni Gending Menyan Kobar, Gending Kaler Megeng, dan Gending Renyep dengan suara pelan menambah keharuan menyeruak di Ndalem Ageng tempat peti jenazah Mangkunegoro IX di semayamkan hingga pendopo ageng Pura Mangkunegaran tempat para takziah melakukan penghormatan terakhir.
Prosesi pemakaman jenazah Mangkunegoro IX diawali dengan hadirnya para takziah ke pendopo Ageng Mangkunegaran. Sementara permaisuri Gusti Kanjeng Putri (GKP) Mangkunegoro IX tidak bisa menahan rasa haru mengenakan busana Jawa warna hitam didampingi putrinya GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo menerima salam duka cita dari para takziah.
Nampak hadir di prosesi pemakaman mantan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo. Sejumlah tokoh seperti Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa
pun datang melayat.






Hadir pula Ketua Majelis Adat Kraton Nusantara (MAKN) KP Dr Edy Wirabumi.
Selain itu, sejumlah kerabat dari Keraton Kasunanan Surakarta juga terlihat melayat, antara lain KGPHA Dipokusumo, KGPH Puger dan GKR Wandansari Koes Moertiyah serta GKR Rumbay. Ada pula Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam X mewakili Pura Paku Alam.
Urutan Prosesi Pemakaman Pengageng Pura Mangkunegaran,  Mangkunegara IX diawali dengan pembacaan riwayat hidup oleh perwakilan dari keluarga. Disebutkan KGPAA Mangkunegoro IX yang memiliki visi modern tetap cinta budaya melakukan langkah diantaranya  program digitalisasi naskah kuno di perpustakaan Rekso Pustoko di Mangkunegaran, Gusti Mangku mendirikan Akademi Seni Mangkunegaran (Asga) serta menghidupkan
Pasinaon dalang gagrak Mangkunegaran. Menurut kerabat Mangkunegaran Tjuk Susilo jasa Mangkunegoro IX sangat besar terhadap pengembangan budaya Jawa bersumberkan adat Mangkunegaran.
Pada masa pemerintahan Mangkunegoro IX, gaya tari Mangkunegaran juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Beberapa karya tari yang dihasilkan diantaranya Tari Bedhaya Suryosumirat , Tari Kontemporer Panji Sepuh , Tari Harjuna Sasrabahu, serta Tari Puspita Ratna .
Prosesi dilanjutkan dengan upacara brobosan.
Dari persemayaman sementara KGPAA Mangkunegoro IX di Dalem Ageng Pura Mangkunegaran peti jenazah diangkat agak tinggi untuk dilaksanakan
upacara brobosan.
Tradisi  brobosan  dilakukan oleh putra-putri Mangkunegoro IX diantaranya GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan
GRAy Putri Agung Suniwati. Dua putra itu hasil pernikahan dengan istri pertama Sukmawati Soekarnoputri.
Kemudian G.R.A. Ancillasura Sudjiwo dan
G.P.H. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang merupakan putra Gusti Mangku dengan permaisuri Prisca Marina bergelar Gusti Kanjeng Putri (GKP) Mangkunegoro IX
dengan cara berjalan di bawah keranda jenazah Mangkunegoro IX yang sedang diangkat tinggi-tinggi.





Prosesi terakhir berupa  peti jenazah dimasukkan ambulans dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) menuju ke Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar. Sepanjang jalan dari Istana Mangkunegaran ke Girilayu nampak masyarakat melakukan penghormatan terakhir.
Mangkunegoro IX dimakamkan di Astana Girilayu di dekat pusara ayahandanya KGPAA Mangkunegoro VIII.- (Ton).