OJK ketika mengunjungi klaster
pertanian di Desa Brujul, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar
KARANGANYAR (JURNALKREASINDO.COM) – Dengan tujuan serta mendukung korporatisasi pertanian dari
agro culture menjadi agrobisnis secara sederhana, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong
perbankan untuk dapat memberikan fasilitas pembiayaan resi gudang ke level
petani
Hal ini juga
untuk membentuk klaster pertanian, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi
petani dan mewujudkan ekosistem pertanian yang terkonsolidasi dengan baik. Hal
ini diutarakan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso.
Ungkapan itu
dikatakan, pada saat meninjau pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Klaster Pertanian Padi di Desa Brujul, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. dalam rangka pembentukan ekosistem pertanian
yang terintegrasi, juga peningkatkan akses keuangan masyarakat dan penyaluran
KUR pada sektor pertanian.
Akses Keuangan
Dalam
peninjau itu didampingi didampingi Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Solo Nuitugroho Joko Prastowo serta Direktur Mikro
dan UMKM PT Bank Rakyat Indonesia Supari. Wimboh menyampaikan, akses keuangan
masyarakat untuk pembiayaan formal menjadi sangat penting.
Demi
mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Selain itu harus di dukung penguatan
ekonomi daerah dengan memperhatikan kekhasan dan komoditas unggulan setempat. “Kami
berharap, ekosistem KUR Klaster ini dapat terus tumbuh dan berkembang” katanya
Sehingga bisa
turut andil dalam meningkatkan akses keuangan masyarakat yang dapat mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Wimboh juga melakukan dialog dengan perwakilan Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan).
Pembatasan Impor
Juga dengan
perwakilan Koperasi Bumi Intan Pari, selaku offtaker untuk mendengar langsung
perkembangan dan kendala di lapangan pada implementasi kebijakan stimulus, yang
telah dikeluarkan OJK dan Pemerintah. Perwakilan gapoktan berharap dapat
memperoleh kestabilan harga.
Selian itu
perlu adanya pembatasan impor serta kemudahan untuk mendapatkan akses pembiayaan
khususnya dari perbankan. KUR Klaster pertanian ini telah berjalan dan
direplikasi di beberapa daerah, untuk menciptakan ekosistem yang membantu para
petani.
Dengan
begitu, petani bisa memperoleh dukungan pembiayaan, pendampingan, dan juga
pemasaran atas hasil taninya.Ekosistem KUR Klaster ini diharapkan dapat
membantu para petani yang tergabung dalam 25 Gapoktan, agar terus menjalankan
usahanya dan membantu Koperasi Bumi Intan Pari.
Dimana yang
bekerja sama dengan offtaker lain dalam memberikan fasilitas untuk mendukung
pengolahan hasil padi. Direktur Mikro dan UMKM PT Bank Rakyat Indonesia, Supari
menjelaskan, saat ini BRI telah memiliki 11 ribu klaster dengan realisasi
penyaluran KUR Pertanian sebesar Rp 1.143 Triliun kepada 43.740 debitur.
Pada
kesempatan itu diserahkan bantuan OJK berupa pendukung pertanian, pelengkap
alat Testing Grader kepada Koperasi Bumi Intan Pari dan alat pengukur kadar air
gabah dan beras kepada 4 Gapoktan. OJK terus mendorong pembentukkan klaster
pertanian yang dapat mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjamin
kredit dan pemasaran produk pertanian. (Tgr)