Suasana jumpa wartawan di Bangsal
Smarakata, Karaton Surakarta, tentang menyambut Hari Batik Nasional.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Dalam menyambut hari batik nasional, pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Pariwisata berkolaborasi dengan stakeholder pariwisata, menyelenggarakan berbagai even yang diberi nama Srawung Batik Nusantara (SBN), selama 2 hari, pada tanggal 2-3 Oktober 2021.
Even tersebut di gelar di Karaton Kasunanan Surakarta,Kampung
Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan dengan tema ‘Kisah Negeri Batik di Masa
Pandemi’. Event Srawung Batik Nusantara merupakan moment yang tepat untuk
berbagi ilmu dan pengetahuan.
Baik tentang batik di masa pandemi, sebagai upaya Ketahanan
Ekonomi Kerakyatan. Rangkaian acara terdiri dari Dongeng Kampung Batik oleh
sejarawan, Anugerah untuk pekerja batik, Kelas Kreasi, Bedah Buku, Talkshow,
Fashion Show, hingga Shopping Online.
Event diselenggarakan
secara hybrid, dimana peserta offline kelas kreasi maksimal 15 orang dan
peserta online melalui Google Meet maksimal 100 orang setiap kelas. Peserta
akan disuguhi hiburan musik tradisional yakni musik keroncong dan musik ethnik.
Defile Batik Prajurit
Kraton
Rangkaian kegiatan seru lainnya adalah Program Jelajah Batik
yang dilaksanakan di Museum Batik Keris dan Museum Batik Danar Hadi. Selain itu
juga akan digelar parade dan defile batik prajurit kraton di Keraton Surakarta,
dengan seminar batik.
Sedangkan di Ndalem Wuryo Ningratan diadakan Pameran Living in Heritage dengan menampilkan
koleksi eksklusif batik Danar Hadi hasil karya maestro batik Indonesia, Aim.
Bp. H. Santosa Doellah. Museum Batik Danar Hadi memberikan potongan harga 15%,
khusus produk Living in Heritage.
RAy Febri Dipokusumo, mengulas sejarah
dan identitas batik sejak manusia lahir sampai menghadap kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Juga potongan harga tiket masuk museum bagi calon pengunjung
yang sudah vaksin pertama dan kedua. Untuk memeriahkan Hari Batik Nasional,
Museum Batik Keris melakukan penataan ruang yang berbeda dan berkolaborasi
dalam acara Srawung Batik.
Sehari sebelumnya, pada Jumat (01/10/2021) telah gelar Jumpa
Pers di Bangsal Smarakata. Dalam Kesempatan itu KGPHA Dipokusumo, pengageng
parentah Karaton Surakarta mengatakan, untuk mempertahankan batik agar
bernilai, harus memiliki makna filosofi.
Makna Filisofi
Makna filosofi itu, yakni pelestarian, pengembangan,
pemanfaatan dan perlindungan, sebab batik merupakan identitas Kota Solo sebagai
kota budaya. Sebagai salah satu warisan budaya luhur, batik memiliki fungsi dan
nilai keindahan dari setiap motif yang beragam.
Dan yang tidak kalah pentingnya, yakni berbagai makna
filosofis mendalam. Seiring waktu, penggunaan batik berkembang dari kalangan
bangsawan, ke luar kalangan bangsawan dan bukan sekedar menjadi pakaian
tradisional.
Melainkan juga sebagai bahan sandang. lndustri kerajinan
batik tumbuh dan menjadi sektor yang menggerakkan perekonomian di kota Solo.
Saat ini batik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi
bagian dari gaya hidup kawula muda.
Living Tradition
Dengan kebiasaan ini, diharapkan masyarakat dan generasi
muda dapat mempertahankan batik sebagai living tradition. Sehubungan dengan itu,
RAy Febri Dipokusumo akan mengulas tentang Sejarah dan Identitas batik sejak manusia
lahir sampai menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ulasan Febri itu rencananya akan diutarakan pada Sabtu
(2/10/2021) sebagai salah satu pembicara seminar di Sasana Handrawina, Kraton
Surakarta. Melalui peringatan Hari Batik Nasional ini, Pemerintah Kota Surakarta mengajak masyarakat untuk
dapat berperan aktif
Serta berkolaborasi dalam memajukan Batik, sekaligus
mendorong industri maupun UMKM Batik untuk tetap semangat dalam berinovasi dan
berkreasi, karena sesungguhnya mencintai Batik adalah tanggung jawab setiap insan
sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya. (Her)