GPH Bhre Cakrahutomo (kiri) dan KRMH
Roy Rajasa, percaya dengan adanya Wahyu Keprabon di Pura Mangkunegaran hanya
turun sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM)
– Dalam suksesi Adipati Pura Mangkunegaran, 3 kandidat KGPAA Mangkunegara X
yang kini menjadi pembicaraan hangat, ternyata masing-masing memiliki pendapat
dan isyarat yang diterimanya.
Hal ini terungkap dalam Peringatan 100 hari wafatnya Kanjeng
Gusti Pangeran Adipati Aryo ( KGPAA) Mangkunegoro IX, pada Jumat (19/11/2021)
yang dilakukan secara khidmad dengan dilantunkannya dzikir, tahlil dan Surat
Yasin dari puluhan ulama, di Pendapa Ageng Istana Mangkunegaran.
Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundra Jiwa Suryanegara mengatakan,
sejak ayahnya KGPAA surud, selalu menjalankan lelaku spiritual. Paundra memaparkan,
dalam lelakunya sempat dijumpai ayahandanya dalam mimpi, bahkan sampai dua kali.
“ Saya dengan ayahanda Mangkunegoro IX memang tergolong
punya hubungan dekat. Malah semasa sugeng (hidup-red) sempat tukar- menukar
tutup kepala (mahkota berbentuk blangkon) serta keris pusaka, saat dalam
prosesi adat" tutur Paundra.
Menjawab adanya perubahan konfigurasi Dewan Pinisepuh diubah
Keluarga inti, Paundra mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan. ayahandanya
Mangkunegoro IX telah mengkader dirinya sejak dia duduk di bangku SMA saat itu
gelarnya masih Gusti Raden Mas (GRM).
Meski demikian, baik GPH Bhre Cakrahutomo dan KRMH Roy
Rajasa percaya dengan adanya Wahyu Keprabon. Wahyu Keprabon di Pura
Mangkunegaran hanya turun sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dewan Pinisepuh
GPH Bhre Cakrahutomo dan KRMH Roy Rajasa memilih menyerahkan
sepenuhnya kepada Dewan Pinisepuh atau Keluarga Inti. "Kebetulan ibu saya
GRAy Retno Satuti Yamin ikut sebagai anggota Dewan Pinisepuh." ujar
Kanjeng Roy
GPH Paundra Jiwa Suryanegar, ayahandanya
Mangkunegoro IX telah mengkader dirinya sejak dia duduk di bangku SMA.
Diketahui, Roy panggilan akrab cucu Mangkunegoro VIII itu juga
menambahkan, pola suksesi melalui garis putra maupun cucu seperti saat suksesi
Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegoro I ke Mangkunegoro II yang nota bene
cucunya adalah hal yang baik.
Menanggapi hal itu, Pengageng Wedana Satrio Pura
Mangkunegaran, KRMT Lilik Priyarso sebagai juru bicara Pura Mangkunegaran
mengatakan, masih berlakunya angger-angger atau tatanan adat Mangkunegaran
untuk memilih siapa Adipati Mangkunegaran.
Nantinya yang menjadi Pengageng Praja Mangkunegaran dengan
gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro X yang berhak
memilih Mangkunegoro X hanya Keluarga Inti yang dikoordinir oleh Gusti
Prameswari Mangkunegoro IX.
Diketahui, Prameswari
Mangkunegoro IX, yakni Gusti Kanjeng Putri (GKP) Prisca Marina Mangkunegoro IX.
Anggota keluarga inti itu masing-masing, putra dan putri Mangkunegoro IX terdiri dari istri pertama, Sukmawati
Soekarnoputri (GPH Paundra Jiwa Suryanegara dan RAy Menur). Isteri kedua Mangkunegoro
IX yang telah dinobatkan sebagai Prameswari GKP Marina (GPH Brhe Cakrahutomo
dan BRay Ancilasyura).
"Sedangkan sedherek
(saudara kandung - Red) Mangkunegoro IX, GRAy Retno Astrini, GRAy Retno Satuti Yamin
Suryohadiningrat, serta GRAy Retno Rosati Hudiono Kadarisman Notohadiningrat,
merekalah yang berwenang memberi saran, bukan berhak memilih." Ujarnya
Paugeran Kerajaan
Catur Sagotra
Lilik menambahkan, sesuai angger-angger yang berhak menjadi
adipati adalah putra (anak) laki-laki dari garwa prameswari. "Ini sesuai
paugeran yang berlaku di kerajaan catur sagotra (Kasultanan Yogyakarta,
Kasunanan Surakarta, Pura Paku Alam dan Pura Mangkunegaran) keturunan dinasti
Mataram" ujarnya.
Sebelumnya beredar kabar kalau konfigurasi pemilih yang
bakal memilih Mangkunegoro X adalah Dewan Pinisepuh Pura Mangkunegaran. Dewan
Pinisepuh terdiri GKP Prisca Marina
Mangkunegoro IX , GRAy Retno Satuti Yamin dan GRAy Retno Rosati Hudiono
Kadarisman serta GRAy Retno Astrini. Ke empat anggota Dewan Pinisepuh itu punya
hak dan kewenangan sama, yakni untuk memilih siapa bakal Mangkunagoro X.
Sementara itu, Walikota Solo yang kini bergelar Kanjeng
Pangeran (KP) Gibran Rakabuming Widura Nagara (Gelar dari Keraton Surakarta) mengatakan,
pihaknya optimis suksesi atau pergantian kepemimpinan di Pura Mangkunegaran
peninggalan Pangeran Sambernyowo bakal berlangsung aman dan damai. "Saya
sudah menjalin komunikasi dengan orang dalam Mangkunegaran dan mendapat info kalau
jalannya suksesi lancar, damai, aman," ujarnya. (Warto)