PABELAN
(JURNALKREASINDO.COM) - Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Seminar Nasional Dampak
Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), pada Senin, 27 Desember
2021.
Acara ini dilaksanakan secara blended (daring dan luring)
bertempat di The Sunan Hotel dan melalui Zoom Meeting. Pembicara dalam seminar
nasional ini, diantaranya keynote speaker yang disampaikan oleh Dr. Suparni
Setyowati Rahayu, M.Si.
Sementara invited
speaker disampaikan oleh Prof. Ir Sarjito, M.T., Ph.D dan Prof. Harun Joko
Prayitno, M.Hum. Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif M.Si, dalam sambutannya
memberikan beberapa catatan terhadap pelaksanaan program MBKM di kampus UMS.
"UMS sudah diakui sebagai kampus terbaik yang
melaksanakan program MBKM di wilayah Jawa Tengah, melalui award yang diberikan
oleh LLDIKTI wilayah VI Jawa Tengah dan ini merupakan implikasi terhadap
kesungguhan UMS," papar Rektor UMS.
Visi dan Misi UMS
Menurutnya, dengan apresiasi tersebut dapat menjadikan UMS terus meningkatkan semangat dalam melakukan
program yang bertajuk MBKM. Selain itu program ini juga sangat mendukung
akselerasi visi dan misi UMS, dimana pada tahun 2029 UMS menjadi World Class
University.
"Dengan keunggulan ini, maka kita harus mampu berpikir
out of the box, banyak hal yang harus dikreasikan dengan ide-ide baru. Kalau
kita hanya fokus pada metode konservatif, maka akan lamban progresifitasnya” jelas
Sofyan
Apalagi menuju World Class University, maka semua elemen
harus bekerja keras menggunakan metode-metode yang sesuai dengan kebutuhan masa
kini. Hal ini juga diperkuat oleh Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D, ketua panitia
menyampaikan, ternyata program merdeka belajar dan kampus merdeka, diam-diam
menjadi salah satu faktor dalam akselerasi kemajuan UMS.
"Kampus UMS sudah memiliki berbagai kegiatan yang
sejalan dengan program yang diadakan oleh MBKM," ungkap Ketua LRI UMS ini
sembarimenambahkan, kegiatan seminar nasional ini merupakan rangkaian program
bantuan pendanaan penelitian MBKM.
Dimana UMS menjadi klaster I yang memperoleh 1,8 M bantuan
pendanaan. "Namun dari hasil survei yang dilakukan UMS ini terdapat 20
mahasiswa yang menyatakan dampak ini belum dirasakan, bisa jadi mahasiswa belum
benar-benar memahami atau mungkin ada komunitas mahasiswa yang belum tersentuh
dampaknya," paparnya. (Eps)