Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom, Cand
Merc, Ph.D, ketika menyampaikan paparannya.
SOLO(JURNALKREASINDO.COM)
– Pada Jumat (17/21/2021),Universitas Sahid Surakarta menggelar seminar
nasional hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat dengan tema Implementasi hasil riset dan pengabdian
perguruan tinggi menuju Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh.
Agenda kegiatan itu menghadirkan 2 narasumber Guru Besar
Universitas Gajah Mada, Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom, Cand Merc, Ph.D dan
Guru Besar Universitas Jember, Prof. Dr. Ir. Didik Sulistyanto, M.Ag, Sc.
Dari kedua narasumber itu menjelaskan, jika riset atau
penelitian dan pengabdian merupakan ruh utama perguruan tinggi. Namun demikian,
kegiatan penelitian dan pengabdian tidak akan membawa manfaat berarti .
Bila tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat. Artinya, hasil riset dan pengabdian tidak hanya berorietasi
akademik, tapijuga berorientasi pada pelayanan masyarakat dan juga industri.
Pengetahuan Bermuara Lisensi
Prof Nurul menjelaskan, orientasi akademik artinya,
penelitian dan pengabdian harus mampu menghasilkan pengetahuan baru yang
bermuara pada lisensi. Kemudian pelayanan masyarakat berorientasi pada
pengembangan komunitas.
Sehingga dirasakan aspek kebermanfaatannya oleh komunitas
terkait. Berkenaan dengan orientasi industri, dimana hasil riset dan pengabdian
dapat dikomersilkan atau profitable. “Jadi
hasil riset hanya jangan menjadi sampah akademik” katanya
Tetapi, harus mengarahkan agar hasilnya dapat diadopsi oleh
industri. Inilah yang disebut dengan enterpreneural spirit. Diseminasi kemudian
menjadi bagian yang sangat penting dalam proses ini. Untuk itu, seluruh civitas
dalam sebuah perguruan tinggi harus memiliki pola pikir inovatif.
Semina diikuti 127 peserta dari 37 perguruan tinggi seluruh
Indonesia.
Selanjutnya, Prof. Nurul yang merupakan Guru Besar di
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomis Bisnis itu mengatakan, tanpa itu yang
terbentuk hanyalah infrastruktur penelitian yang tanpa nyawa. Pengembangan
budaya inovasi di universitas tidak dimulai dengan fasilitas.
Tetapi dari pola pikir dan iklim yang pada akhirnya membawa
perubahan ke arah yang lebih baik. Pembinaan sikap dan mental sebagai
industrialis yang handal dalam perguruan tinggi, juga sangat dibutuhkan untuk
mendukung percepatan inovasi agenda hilirisasi produk yang bisa diadopsi masyarakat.
Kolaborasi Antar Bidang
Sedangakan Prof Didik Sulistyanto memaparkan, perihal
pengabdian yang baik itu yang merupakan hasil kegiatan penelitian dan merupakan
kolaborasi antar bidang. Sama seperti penelitian, hasil pengabdian harus
menumbuhkan academik entrepreneurship.
Sehingga mempunyai semangat untuk mencari kebaharuan,
proaktif, berani mengambil resiko, serta inovatif. Sementara Rektor Universitas
Sahid Surakarta, Prof. Dr. Ir. Mohamad Harisudin, M.Si mengatakan,
penyelenggaraan seminar diikuti 127
peserta dari 37 perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Beberapa perguruan tinggi tersebut antara lain, Universitas
Bengkulu, Universitas Jambi, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Sumatera
Utara, Universitas Sebelas Maret, President University, Universitas Esa Unggul,
dan Universitas Islam Riau.
Tujuan dari kegiatan ini memberikan wadah bagi para dosen,
mahasiswa, peneliti dan anggota kelompok masyarakat dalam mendesiminasikan
hasil penelitian dan pengabdiannya kepada publik. Dengan demikian, hasil riset
dan atau kegiatan pengabdian dapat menjangkau masyarakat.
Dan khalayak lebih luas. Hasil penelitian dan kegiatan
pengabdian akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal dan atau prosiding. agar
dapat diketahui dan dijadikan referensi masyarakat yang lebih luas. Seminar ini
dilakukan secara daring. (Eps)