Foto kenangan terakhir, dari kiri : Sultan Hadiwijaya
Kalifatullah IV(Kasultanan Pajang), Sultan Suryo Alam (Kasultanan Glagahwangi,
Demak) dan Adipati Haryo Penangsang (Trah Keraton Jipang Panolan).
SUKOHARJO
(JURNALKREASINDO.COM) – Suradi, sebagai pemangku adat Kasultanan Pajang
yang bergelar Sultan Hadiwijaya Kalifatullah IV Wafat, pemakaman berlangsung
sangat sederhana, bak rayat pada umumnya, tanpa upacara ala kasultanan.
Kabar duka muncul dari Kraton Kasultanan Pajang
menyusul wafatnya Sultan Pajang ini
pada usia 70 tahun. Suasana pemakaman Sultan Pajang dilakukan dengan penuh
khidmad, meski tanpa upacara bak keraton-keraton pada umumnya.
Sultan pajang wafat pada hari Jumat 10 Juni 2022 jam 01.00
dini hari. Setelah dimandikan dan balut kain mori berwarna putih Jenasah dimaskan
keranda sederhana diusung enam orang
laki-laki tanpa berbusana adat Jawa.
Generasi V
Jenazah langsung di makamkan di kompleks Keraton Pajang
Jumat pagi itu juga. Jenazah Sultan Pajang dimakamkan bersebelahan dengan makam
istrinya yang meninggal dunia beberapa bulan lalu, juga tanpa upacara adat.
Keranda yang mengangkut jenazah Sultan Pajang ditutupi
dengan kain hijau bertuliskan kalimat Tauhid. Perlahan lahan para petugas pemakaman
menurunkan jenazah Sultan Pajang yang telah dipocong kain kafan berwarna putih
ke liang lahat.
Dari berbagai sumber yang terpercaya menyebutkan, Suradi naik tahta sebagai Sultan Pajang dari
generasi ke V. Setelah masa kejayaan Pangeran Benawa yang merupakan Sultan Pajang
terakhir. Suradi naik tahta di situs bekas Kraton Pajang.
Penguasa Adat Budaya
Lokasi yang didirikan keraton kasultanan Pajang itu terletak
di kawasan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo dengan menempati tanah seluas 4 ribu meter persegi.Pada masa jumenengan sebagai Sultan Pajang, suasana di situs kraton Kasultanan Pajang itu
secara berangsur-angsur cukup meriah.
Dengan bergelar Sultan Pajang Suradi menjadi ‘ penguasa Adat
Budaya‘ di situs bekas Kraton Pajang yang luasnya sekitar 4.000 meter persegi
itu. Situs kraton Kasultanan Pajang
terdapat sejumlah bangunan seperti pendapa bekas kraton Pajang.
Juga museum serta
gedhong pusaka, kayu sempalan gethek (perahu) yang pernah dinaiki Joko Tingkir
dan tonggak kayu Donoloyo bekas peninggalan semasa Sultan Hadiwidjaya bertahta,
serta masjid agung Kasultanan Pajang. (Njar)