Endang Tri K Sukarso (tngah), Ketua Panitia pelaksana ketika berfoto bersama jajaran pengurus dan anggotanya
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Komunitas perempuan peduli berbudaya Kota Solo, mempunyai cara tersendiri dalam memperingati
Hari Donor Darah Sedunia yang tepat jatuh pada Selasa (14/6/2022). Para
perempuan kreatif dan inovatif itu menggelar donor darah.
Mereka menggandeng 32
Nakes (tenaga kesehatan) untuk melakukan aksi peduli kesehatan ini. Aksi itu
digelar di Solo Paragon Lifestyle Mall. Kreatifitas
dari komunitas perempuan ini, ternyata mendapat tanggapan antusias yang cukup
tinggi.
Buktinya beberapa komunitas ikut bergabung, bahkan juga
diikuti sedikitnya 400 peserta donor darah yang terdiri dari berbagai kalangan.
Kreatifitas positif perempuan ini bertajuk Perempuan
Berbudaya Peduli Donor Darah.
Antusias para pendonor darah, terbukti
pesertanya mencapai 400 orang lebih.
Selain itu, hal ini ini sekaligus sebagai aksi sosialisasi
mengenakan kebaya nasional. Pada kegiatan tersebut semua panitia acara dan
petugas tenaga kesehatan dari PMI Solo mengenakan kebaya nasional.
Penting dan
Bermanfaat
Ketua Panitia pelaksana, Endang Tri K. Sukarso dalam
sambutannya menjelaskan, hari donor darah sedunia ini, menjadi hari yang sangat
penting dan sangat bermanfaat bagi manusia. “Karena setetes darah dari pendonor
dapat menyelamatkan nyawa ratusan manusia” ujarnya
Kegiatan ini, merupakan kepedulian para perempuan pada
budaya kebaya nasional sebagai warisan leluhur.
Gerakan donor darah dengan panitia mengenakan kebaya nasional dan
diadakan di mall ini sebagai upaya mendorong masyarakat untuk berkontribusi
memberikan edukasi.
Sumartono Hadinoto (kiri), Sekretaris
PMI Solo bersama jajaran pejabat dan para petinggi pendukung acara tersebut.
Juga sekaligus mempromosikan budaya kebaya nasional. “Selama ini Kebudayaan kita terus tergerus.
Kaum milenial khususnya, sudah mulai luntur kepeduliannya pada budaya.
Kebudayaan yang menjadi pengetahuan secara umum dan secara turun temurun harus
dilestarikan,” paparnya
Selain donor darah, kegiatan juga dimeriahkan dengan seni
tari dari ibu-ibu yang mengenakan kebaya disambung dengan fashion show. Endang juga
mengatakan, aksi ini bertujuan untuk mewujudkan, memperkenalkan, menanamkan cinta
budaya Indonesia.
Bersinergi
Dengan bersinergi dengan PMI dan Pemkot Surakarta serta
unsur organisasi masyarakat. “Dukungan
dari berbagai elemen komunitas itu, diantaranya Perempuan Pemimpin Indonesia,
Kutu Baru Itu Kita, GK Center, Moeldoko Center, Lions Club Solo Putri, Seknas
Jokowi, MettaCARE” jelasnya
Tentu masih ada beberapa pendukung lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu disini. Antusias masyarakat luas dalam mendukung acara
tersebut cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta donor yang
mendaftar melalui google form maupun langsung di tempat acara.
“Target kita awalnya hanya
sekitar 300 pendonor, tapi kenyataan sudah 400 peserta donor yang sudah
mendaftar melalui google form. Panitia juga menerima pendaftaran secara on the
spot. Panitia menyediakan 20 bed, dokter dan perawat dengan total 32 tenaga
medis,” paparnya.
Dengan kondisi ini, Endang berharap kegiatan serupa dapat
mengangkat derajat budaya Indonesia ke kancah internasional. “Kami para perempuan Solo dapat ikut
menampilkan kekayaan budaya Indonesia seperti seni tari, kebaya nasional
sehingga kita tidak kehilangan budaya nasional,” jelasnya.
Sangat Menarik
Sekretaris PMI Solo, Sumartono Hadinoto mengapresiasi aksi
Perempuan Berbudaya yang mengadakan donor darah sekaligus mempromosikan
kebudayaan bangsa ini. “Hal ini sangat menarik, karena para ibu-ibu ini
demikian bangganya menjadi orang Indonesia” tandanya
Seni tari sebagai hiburan segar bagi
para pendonor yang menyehatkan.
Sehingga terus melestarikan budaya mengenakan kebaya dan kain batik. Inilah yang memotivasi
kami semua petugas PMI, baik yang ada di kegiatan ini maupun di kantor PMI Solo.
Hari ini semua panitia berkebaya dan menjadi contoh positif” ungkap Sumartono.
Sumartono mengatakan, dalam periode tertentu juga akan
digelar acara seperti ini, untuk ikut melestarikan budaya, di kantor PMI
Solo. “Kami sangat berterima kasih
dengan adanya aksi donor darah ini, karena sangat membantu PMI Kota Surakarta.
Tanpa Subsidi APBD
Satu hal yang perlu diketahui, PMI Kota Surakarta adalah PMI satu-satunya di
Indonesia yang mandiri tanpa subsidi APBD dan juga tanpa menjalankan bulan dana
setiap tahunnya. Kondisi ini menjadi
ladang amal bagi segenap pengurus dan staf serta karyawan PMI Kota Surakarta.
Dengan terus selalu
melakukan aksi-aksi kemanusiaan. “Dengan adanya donor darah ini bagi yang sudah
rutin bisa untuk mengingatkan kembali, hari ini bisa ikut donor, bagi pendonor pemula
juga akan memperkaya data base kami” harapnya
Dimana kebutuhan
darah di PMI Kota Surakarta terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jakarta dan
Surabaya. Ini berkat dukungan semua masyarakat Surakarta dan sekitarnya. Salah seorang pendonor, Fenti Deniani i
mengaku tidak ribet ketika harus donor darah dengan mengenakan kebaya nasional.
(Her)