MERIAH, PEMBUKAAN INTERNASIONAL MASK FESTIVAL 2022 DI PURA MANGKUNEGARAN

 

Salah satu penari yang membuat kemeriahan di acara Pembukaan internasional mask festival.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - International Mask Festival 2022 di buka di Pendapa Prangwedanan, Pura Mangkunegaran, Solo berlangsung meriah. Meskipun malam itu kondisi sekitar venue mengalami hujan deras.

 Ratusan pengunjung  antusias menyaksikan salah satu  pagelaran seni topeng tersebut. Pembukaan tersebut ditandai  dengan pemukulan alat musik kenong oleh R.Ay. Irawati Kusumorasri (Founder IMO) dan Rizki Handayani (Deputi Bidang Produk Wisata dan Events Kemenparekraf).

IMF tahun ini mengangkat tema Marvelous Mask yang memiliki makna mendalam dan filosofi tinggi. “Tahun ini IMF hadir dengan pesan khusus Marvelous Mask,  tentang topeng yang menakjubkan dan mengagungkan” kata Irawati Kusumorasri selaku Founder.

Topeng yang telah ribuan tahun mewarnai kehidupan manusia. Ini sebagai ekspresi dunia, dimana seni topeng telah mengandung nilai-nilai ideologi, edukasi dan ekonomi. Kebanggaan akan budaya nusantara serta meningkatkan nilai ekonomi sebagai produk budaya.

Nilai Daya Guna

Nilai manfaat itulah yang di implementasikan dalam panggung IMF agar topeng memiliki nilai daya guna, Penampilan IMF 2022 yang dibuka sejumlah kelompok tari Semarak Candra Kirana Art Center Solo, membawakan tari topeng yang berjudul Surpanaka.

Tari Surpanaka mengisahkan seorang tokoh Surpanaka yang mencoba memikat hati seseorang bernama Leksmana Widagdo dengan merubah dirinya menjadi seorang wanita yang cantik jelita, namun mendapat penolakan dari Leksmana Widagdo.

Tidak hanya itu, penampilan dari delegasi dalam negeri lainnya juga dimeriahkan, kelompok tari berasal dari Tegal (Pring Serentet), Medan (Bengkel Seni Universitas Medan), Banjarmasin (Sanggar Kesenian Nuansa), Pacitan (Sanggar Tari Pradnya), serta Solo (Akademi Seni Mangkunegaran).

Semakin Meriah

Para penari dari luar negeri juga turut menyemarakkan gelaran IMF, diantaranya penari  dari Sirisook Dance Theater (Thailand) dan The Kaisen M.D Collective (Singapura). Salah satu tarian dari delegasi luar negeri yang tidak kalah menariknya.

Kelompok tari itu, Sirisook Dance Theater membawakan tarian berjudul The enchanted Saugandhika flower of Narayanashram forest, menceritakan seorang tokoh bernama Drupadi yang terpesona dengan sekuntum bunga yang bernama bunga Saugandhika lalu membawanya pulang.

Penampilan IMF hari pertama ditutup dengan sajian tari Gendari dari Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA) Solo. Setelah semua penari tampil di Pendapa Prangwedanan, IMF tidak luput untuk memberikan apresiasi berupa buket bunga, sertifikat, serta bingkisan.

Semua yang diserahkan secara langsung oleh Gembong, selaku Kepala Bidang Destinasi Pariwisata dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan R.Ay. Irawati Kusumorastri, M.Sn secara bergantian. (Njar)