GKR Wandansari, ketika memberikan
pengarahan kepada kawula Keraton Mataram Surakarta Hadiningrat.
SOLO (JURNALKREASINDO
.COM) – Memasuki tahun baru Jawa 1
Sura, Ehe tahun 1956 Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta dalam menyambutnya kali ini berbeda dengan
tahun sebelumnya. Karena pada saat ini dilakukan prosesi ritual wilujengan Khol Sinuwun Paku Buwono(PB) X, menapaki tahun Baru
Jawa, doa bersama serta pembagian Qur’an Jawi kepada sejumlah Takmir Masjid.
“Wilujengan Sinuwun Paku Buwono X ini, dengan tujuan melaksanakan
hajad dalem untuk mencetak Qur’an Jawi (terjemahan Berbahasa Jawa), dalam
rangka melestarikan Budaya Jawa, sehingga bagi orang Jawa yang tidak bisa Berbahasa
Arab dapat mengerti isi dan memaknai Al Qur’an dengan baik” ujar GKR Wandansari,
Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta Hadiningrat
Prosesi penyerahan Qur’an Jawi, karya
PB X kepada salah satu takoh masjid.
Ungkapan Gusti Wandansari tersebut diutarakan pada Jumat
(29/7) malam di Sasana Sumewa, Pagelaran Keraton Mataram Surakata dihadapan
puluhan wartawan. Acara tersebut dihadiri ratusan orang yang terdiri dari abdi
dalem, sentana, Senopati Mataram dan sejumalh tamu undangan. Mereka duduk
bersila mengukuti upacara religius itu dengan qidmat.
Keraton Segera Pulih
Doa bersama yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu,
dengan harapan supaya semua yang bekerja untuk melestarikan kebudayaan keraton diberi
kekuatan iman dan keadaan Keraton Trah Dinasti Mataram ini segera Pulih, semua
penyakit-penyakit yang menjadi halangan tidak baik tersingkirkan. “Selain itu
untuk negara bisa memakmurkan dan semua kebutuhan rakyat bisa terjangkau”
katanya
Gusti Wandansari, saat bersimpuh dan
berdoa dengan khusuk agar semua yang diharapkan terkabulkan.
LDA Keraton Mataram Surakarta ini, selain menggelar doa
bersama, juga meluncurkan Qur’an Jawi (terjemahan
Bahasa Jawa) yang kemudian dibagikan kepada takmir dan beberapa tokoh masjid. “Quran
Jawi itu sendiri adalah kitab suci Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir
berbahasa Jawa, yang merupakan peninggalan Sinuhun Paku Buwono X” lanjutnya
Serat Wulangreh
"Quran Jawa ini merupakan tindak lanjut dari keinginan
Sinuhun Paku Buwono X untuk meneruskan karya Sinuhun Paku Buwono IV dan IX berupa Serat Wulangreh. Serat Wulangreh
sendiri merupakan tembang yang berisi intisari dari kitab suci Al Quran,"
jelas Gusti Wandansari yang juga Ketua pengageng Sasana Wilapa Keraton Mataram Surakata
itu
Lebih jauh Gusti Wandansari juga menjelaskan, meski merupakan terusan dari
Serat Wulangreh, namun Quran Jawi ini
berbeda. "Kalau Serat Wulangreh itu
kan bisa dikatakan seperti terjemahan bebas, karena berbentuk sebuah tembang. Sedangkan Qur’an
Jawi ini benar-benar terjemahan yang mengikuti kaidah." paparnya
Ketika Gusti Wandansari didampingi GKR
Timoer Rumbay Kusumodewayani ketika memberikan keterangan kepada sejumlah
wartawan.
Proses untuk menerbitkan Quran Jawi sendiri LDA harus
melalui jalan panjang selama 6 tahun. Hal ini karena harus melalui proses
pengkajian mendalam di Departemen Agama. “Sebenarnya beberapa waktu lalu semua
sudah siap, namun kita justru terbentur di Menteri Agama. Sehingga akhirnya
molor lagi dan baru bisa kita launching hari ini," ungkapnya.
Satu-Satunya Di
Dunia.
Adik dari raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Sinuhun Paku
Buwono XIII ini juga menyebutkan, Quran Jawi ini adalah yang pertama dan
satu-satunya di dunia. Gusti Wandansari berharap dengan adanya Quran Jawi ini
akan memudahkan masyarakat, terutama orang Jawa untuk memahami isi dari Al
Quran. Tentunya hal ini merupakan upaya
pelestarian budaya dan bahasa Jawa, sehingga tidak sampai tergerus jaman.
Karena itulah Quran itu lantas diberikan ke beberapa
pengurus masjid yang berada di bawah naungan Keraton Mataram Surakarta
Hadiningrat, untuk dijadikan sebagai sarana dakwah. "Quran Jawi ini
merupakan wujud pelestarian dari peninggalan Sinuhun Paku Buwono X, diharapkan
bisa membuat banyak orang lebih memahami
isi Al Qur’an dan kita harapkan budaya dan bahasa Jawa tetap lestari, tidak tergerus perkembangan jaman," Harapannya. (Her)