Sejumlah keris yang dipameran di
Museum Nusantara, Solo mulai hari ini.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Dalam rangka
memperingati hari keris dunia, museum
keris nusantara, Solo mengelar pameran keris selama 3 hari, mulai hari Jumat 25
sampai Minggu 27 November 2022, dengan mengambil tema ‘Indonesian
KerisInspiring The word’.
Pameran keris ini dibuka Jumat (25/11/2022) malam yang
dihadiri para pejabat Dinas Kebudayaan, Pemkot Surakarta, para seniman dan budyawan. “Pameran
keris ini sekaligus untuk memberikan edukasi
dan megingatkan sejarah serta budaya yang peninggalan leluhur” ujar
Lutfi Hamid, SS
Lutfi Hamid, selaku Kepala Museum Nusantara juga mengatakan, pameran keris cara ini juga merupakan
ajang diskusi bagi para pecinta keris, sekaligus mengenalkan kembali tentang
Kota Solo sebagai kota Budaya dan Pariwisata kepada masyarakat luas.
Tari keris, penampilan yang apik dan
memeriahkan susana pembukaan pameran keris.
Acara malam itu dibuka dengan prosesi ritual umbul donga
(pemanjatan doa) yang dilakukan para empu keris denga dihadapan sesaji da
dilanjutkan pemotongan tumpeng dari pihak Dinas kebudayaan dan Pariwisata,
Pemkot Surakarta yang diberikan kepada Lutfi Hamid.
Prosesi Tempa
Acara dilanjutkan dengan proses pembuatan keris yang dimulai dengan cara tempa bahan keris dibesalen yang berada disisi selatan museum yang disaksikan para tamu undangan dan para hadirin yang hadir pada malam itu. “Ini yang kami maksudkan salah satu edukasi” tandas Lutfi lagi kepada wartawan
Cara tempa bahan pembuat keris di
besalen Museum Nusantara.
Sebelumnya acara dimulai, disajikan penampilan fashion Show kolaborasi busana zaman kerajaan dan masa kini. Juga dilanjutkan dengan tari keris, serta penampilan musik klasik untuk mengiringi para pejabat dan hadirin mengelilingi dan menyaksikan pameran keris.
Diketahui, keberadaan keris nusantara itu telah diakui
Unesco sejak 17 tahun yang lalu. Sehingga sebagai bangsa yang memiliki beragam
budaya ini, kata Lutfi, diharapkan tetap menjaga kelestariannya, sehingga
jangan sampai punah begitu saja warisan budaya leluhur yang adiluhung ini. (Her)