Dr.Kalono, SH. Msi, kekayaan Kraton Surakarta
itu banyak sekali ada dimana-mana.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Dengan adanya rencana
revitalisasi Kraton Surakarta yang dilakukan bersama, antara Pemkot Surakarta
dengan pihak kraton dalam waktu dekat ini, mendapatkan aprisiasi dari
Dr.Kalono, SH, MSi selaku Pemerhati
sosial dan budaya.
“Rencana pembangunan kraton yang akan dikembalikan seperti
semula, diantaranya tanah alum-alun utara dan alun-alun selatan akan diganti
dengan pasir dari pantai selatan, ini sangat bagus. Karena semua pihak bisa memahami
filosofi keberadaan kraton” ujar Kalono
Dengan demikian dari generasi kegerasi terus akan bisa mengakses
dan memahami makna filosofi keberadaan, keraton secara terus menerus. “Misalnya,
adanya ringin kembar dialun-alun utara, tempat tapa pepe, juga Masjid Agung
untuk beribadah, serta melakukan ritual spriritual dan sebagainya” jelasnya
Ungkapan Kalono itu diutarakan kepada sejumlah wartawan di
Alun-alun utara, Kraton Surakarta, dimana pihaknya sangat mendukung dengan
positif. Apalagi revitalisasi itu, juga memperhatikan wong cilik, dalam hal ini
para pedagang kaki lima akan dipindahkan di Benteng Vastenberg.
Keberadaan Benteng
Vastenberg
Dengan demikian, kholifatullah Sayidin Panatagama, mestinya
menjadi mestinya menjdi rachmat bagi pedagang-pedagang kecil atau mikro kecil.”
Ini harus juga dipikirkan, tidak boleh sampai mereka tidak mendapatkan
pendapatan jadi memang harus ada solusinya” paparnya
Benteng Vastenberg itu, kata Kalono, menurut sejarahnya juga
milik kraton Trah Dinasti Mataram yang pada masa kejayaan Paku Buwono (PB) X,
dipinjam oleh pihak Kompeni Belanda, dengan tujuan untuk memberikan pengawasan
terhadap aktifitas didalam kraton.
Memang, sementara Benteng Vastenberg sementara hanya untuk
pakir kendaraan, maka nantinya harus ditata sedemikian rupa juga bisa ditempati
para pedagang. Dengan adanya keramaian disana, maka akan ada potensi ekonomi.
Untuk revitalisasi ini, selain diambilkan dari APBN dan juga
Unisef, juga masih ada dana kemanfaatan wakaf milik kraton. “Dana itu, sudah selama sekitar dua puluh delapan tahun ini
belum diambil, yang kini berada di Saudi, tentu juga masih ada dana lainnya”
tutur Kalono. (Her)