Iwan Dwi Antoro, S. Pd., M. Sc, Sekretaris Tim Pokja Peningkatan Kualitas
Sistem Data Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, saat memberikan paparannya.
SEMARANG(JURNALKREASINDO.COM)
- Indonesia mempunyai masalah gizi yang cukup berat, ditandai dengan banyaknya kasus gizi kurang
pada anak Balita (bawah lima tahun) atau sebelum usia masuk sekolah, baik pada
laki-laki dan perempuan. Masalah gizi pada usia sekolah dapat menyebabkan
rendahnya kualiatas tingkat pendidikan, tingginya angka absensi dan tingginya
angka putus sekolah.
Untuk itu BKKBN Bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX, Tuti
Nusandari Roosdiono melaksanakan Sosialisasi KIE Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), pada Minggu (12/11/2023), di Desa Sraten satu,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang dimulai pada jam 13.00 WIB sampai
dengan selesai.
Iwan Dwi Antoro, S.Pd., S.Sc selaku Sekretaris Tim
Peningkatan Kerja Kualitas Sistem Data Keluarga BKKBN Jawa Tengah menerangkan
bahwa usia menikah yang ideal bagi laki-laki adalah 25 tahun, sedangkan
Perempuan adalah 21 tahun. Hal ini berdasarkan kematangan fisik secara biologis
maupun mental psikologis.
Sis Budiyono, Tenaga Ahli Anggota Komisi IX DPR RI Tuti
Nusandari Roosdiono, saat memberi arahan kepada peserta.
“Perlu diperhatikan, kalau menikah itu jangan terlalu muda
tapi jangan terlalu tua. Kalau buat mbak itu 21 tahun, kalau buat mas nya itu
25 tahun agar sebuah keluarga itu dewasa. Nah BKKBN memiliki sebuah program
bagi calon pengantin sebelum menikah dengan sebuah aplikasi elektronik yang
bernama Elsimil alias siap nikah siap hamil” ungkap Iwan dalam materinya
Kesehatan Reproduksi
Untuk itu bimbingan yang diberikan komprehensif sebelum
menikah sudah tersedia untuk Kesehatan Reproduksi. Ia menambahkan, pentingnya
kontrasepsi dalam menjaga selang waktu kehamilan. Secara umum, kehamilan bisa
terjadi saat ada pertemuan antara sperma dari pria dengan sel telur yang ada di
rahim wanita. Alat kontrasepsi pun bisa mencegah hal tersebut.
“Ada beragam jenis yang tersedia, sehingga cara
penggunaannya pun akan berbeda-beda pula. Penting loh ini. Ada beberapa alat
kontrasepsi yang sederhana diantaranya Pil KB, kondom, suntik, implan,
strelisasi, dan diafragma” tambahnya
Sementara itu, Tuti Nusandari Roosdiono melalui virtual
menyampaikan, sosialisasi ini berisi pengetahuan yang sangat bermanfaat dan
dianjurkan untuk dibagikan kepada yang belum bisa hadir. Dia juga sedikit
menjabarkan, stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi
badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan
pertumbuhan pada anak. Tenaga Ahli Anggota Komisi IX DPR RI Tuti Nusandari
Roosdiono menerangkan acara yang berjalan dengan riang ini harus berkelanjutan.
Dia juga memotivasi Masyarakat agar dapat mengambil peran lebih dalam perubahan
Indonesia salah satunya dengan menurunkan angka stunting.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Tim Pokja
Peningkatan Kualitas Sistem Data Keluarga BKKBN Jawa Tengah Iwan Dwi Antoro,
S.Pd., M.Sc, Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono melalui virtual,
Tenaga Ahli nya yaitu Sis Budiyono, Kepala Desa Sraten Rochmad, S.H dan tamu
undangan yang berada di Kecamatan Tuntang.
(Hong)