KURANG ASUPAN GIZI, PENYEBAB KESULITAN MENCAPAI PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF OPTIMAL



Tuti Nusandari Roosdiono (Anggota Komisi IX DPR RI), ketika memberi keterangan secara- virtual

SEMARANG (JURNALKREASINDO.COM) -Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus gencar melakukan Sosialisasi KIE Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono tentang stunting dan intervensi asupan makanan gizi.

Kali ini sosialisasi diadakan di Desa Sraten satu, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada hari Senin (13/11/2023). Iwan Dwi Antoro, S.Pd., S.Sc selaku Sekretaris Tim Peningkatan Kerja Kualitas Sistem Data Keluarga BKKBN Jawa Tengah menerangkan bahwa bahwa stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. “Stunting itu keadaan dimana status gizi pada anak menunjukan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek hasil dari gagal pertumbuhan. Stunting pada anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian.” Tuturnya sembari menambahkan, pihaknya terus mendorong stekholder terkait dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sampai dengan perangkat kecamatan/desa untuk terus menjaga asupan makanan bergizi dan merawat kebersihan lingkungan. 

Iwan Dwi Antoro, S. Pd., M. Sc (Sekretaris Tim Pokja Peningkatan kualitas sistem data keluarga berencana Bkkbn Jawa Tengah), sebagai narasumber dalam pemberian materi stunting. 

Langakh ini demi mencegah terjadinya stunting. “Sehingga target pemerintah dalam menurunkan stunting mencapai 14 persen di tahun 2024. Keluarga punya peranan yang sangat penting terutama dalam memberikan praktik pengasuhan yang baik dan menciptakan lingkungan sanitasi yang memenuhi standard kesehatan.” ujar pria tersebut.

Menekan Stunting

Sementara itu, Tuti Nusandari Roosdiono menyampaikan dalam Upaya menekan stunting di Indonesia harus diawali dengan mempersiapkan generasi muda yang ingin menikah. Bahkan memeriksa kesehatan tiga bulan sebelum menikah, sehingga ketika ibu hamil tetap dalam kondisi sehat setelah melahirkan.

“Jadi kita harus terus melakukan edukasi kepada anak-anak kita, pasangan baru dan juga calon pengantin. Nanti ketika hamil mereka sudah paham menjaga dirinya sendiri dan bayinya. Kalau bisa hindari nikah muda, Karena kebanyakan anak-anak muda sekarang belum siap, entah  karena financial yang masih kurang, ataupun perihal Kesehatan. Tunggu hingga siap secara lahir dan batin”, ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Tim Pokja Peningkatan Kualitas Sistem Data Keluarga BKKBN Jawa Tengah Iwan Dwi Antoro, S.Pd., M.Sc, Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono melalui virtual, Tenaga Ahli nya yaitu Sis Budiyono, Ketua KNPI Kab. Semarang Bagus Suryo Kusumo, S.Pd, Kepala Desa Sraten Rochmad, S.H dan tamu undangan yang berada di Kecamatan Tuntang. (Hong)