Iwan Dwi Antoro, S.Pd, M.Sc,. Sekretaris
Peningkatan Kualitas dan Sistem Data Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa
Tengah) ketika memberi keterangan kepada warga Desa Tamanrejo, Kecamatan
Limbangan, Kabupaten Kendal.
KENDAL (JURNALKREASINDO.COM) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Anggota Komisi IX DPR RI, Tuti Nusandari Roosdiono kembali melaksanakan Sosialisasi KIE Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) untuk menekan angka stunting.
Kali ini kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin
(06/11/2023), di Gedung Serba Guna, Desa Tamanrejo, Kecamatan Limbangan,
Kabupaten Kendal. Sekretaris Peningkatan Kualitas dan Sistem Data Keluarga
BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Iwan Dwi Antoro, SPd, MSc dalam materinya
mengatakan, stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis.
Dimana masalah itu, disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama. Hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni
mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang
optimal. “Stunting itu keadaan dimana status gizi pada anak menunjukan keadaan
tubuh yang pendek atau sangat pendek” tuturnya
Foto bersama para peserta dan nara
sumber.
Hal ini karena hasil dari gagal pertumbuhan. Stunting pada
anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian. Dia menegaskan,
pihaknya terus mendorong stekholder terkait dari Organisasi Perangkat Daerah
(OPD), sampai dengan perangkat
kecamatan/desa untuk terus menjaga asupan makanan bergizi dan merawat
kebersihan lingkungan demi mencegah terjadinya stunting.
Menurunkan Stunting
“Sehingga target pemerintah dalam menurunkan stunting
mencapai 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai, sesuai pidato Presiden Joko
Widodo pada saat pembukaan Rakornas Program Bangga Kencana di Istana Presiden
pada tanggal 28 Januari 2021.” ujar Iwan,
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Tuti Nusandari
Roosdiono menyampaikan, dalam Upaya menekan stunting di Indonesia, harus
diawali dengan mempersiapkan generasi muda yang ingin menikah. Bahkan memeriksa
kesehatan tiga bulan sebelum menikah, sehingga ketika ibu hamil tetap dalam
kondisi sehat setelah melahirkan.
“Jadi kita harus terus melakukan edukasi kepada anak-anak
kita, pasangan baru dan juga calon pengantin. Nanti ketika hamil mereka sudah
paham menjaga dirinya sendiri dan bayinya. Kalau bisa hindari nikah muda, karena
kebanyakan anak-anak muda sekarang belum siap, entah masalah financial yang masih kurang, atau perihal
Kesehatan” ungkapnya
Siap Lahir dan Batin
Tunggu hingga siap secara lahir dan batin”, ujarnya. Dalam
acara kolaboratif percepatan penurunan stunting di Desa Tamanrejo ini, beberapa
pihak turut hadir, diantaranya Tuti Nusandari Roosdiono selaku Anggota DPR RI
Fraksi PDI Perjuangan, Iwan Dwi Antoro, SPd, M.Sc selaku Sekretaris Peningkatan
Kualitas dan Sistem Data Keluarga BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu juga hadir Albertus Hendri Setyawan S. Pd., M. Sc
selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Dyah Kartika Permanasari Anggota DPRD Provinsi
Jawa Tengah, Arif Gunawan Wibisono, SH., MH
selaku Tuan Rumah, dan para tokoh masyarakat di Kecamatan Limbangan. (Njar)