Suasana dzikir dan tahlil di makam makam
Syeh Muhammad Nasher yang juga dikenal dengan sebutan Kyai Singomodo.
SRAGEN
(JURNALKREASINDO.COM) - Sedikitnya 1.700
santri dari jemaah Pondok Pesantren (Ponpes)
Mamba'uth Thoyyibah pada Minggu (3/3/2024) mengadakan Ziarah Kubro 10 makam
tokoh relgius yang berada di Dukuh Sempurejo, Desa Jambangan, Kecamatan
Mondokan, Kabupaten Sragen. Ungkapan ini
dutarakan Pengasuh Ponpes Mamba'uth Thoyyibah, Kyai Ahmad Riyadh Mustoffa
Disela-sela ziaroh tersebut Kiyai.Ahmad Riyadh Mustoffa menyampaikan,
kegiatan ziarah kubro secara masal itu diikuti kurang lebih 1700 santri yang didapingi
para walinya, jemaah dari masyarakat dan pengajian warga Nahdlatul Ulama (NU)
yang semua peserta zaiarah itu berangkat dari Ponpes Mamba'uth Thoyyibah dengan
naik dengan 58 bus dan 20 mobil pribadi.
Ribuan peziarah, melakukan prosesi
ritual Zaiarah Kubro di makam 10 tokoh religius di Bumi Sukowati.
Prosesi ritual ziarah itu, dilakukan untuk menyambut datangnya Puasa Ramadan yang hanya tinggal beberapa hari mendatang. Tradisi ini dijalankan salah satunya bertujuan untuk mengenang jasa-jasa 10 tokoh dalam perjuangannya menjalankan syiar Agama Islam. “10 tokoh Agama Islam itu dimakamkan disini, dinilai memiliki jasa untuk kemajuan dibidang pendidikan agama Islam” katanya
Syiar Agama Islam
Pada zamannya, mereka para tokoh ini berjuang syiar Agama Islam,
khususnya di wilayah Bumi Sukowati (sebutan lain Kabupaten Sragen). Mereka yang
dimakamkan disana masing-masing, makam
Raden Haryo Kusumo, Hadiz (di Bangkle Tanon), Pangeran Sukowati (di Kecik),
KH.Wahono (di Bedono ), KH.Hamid (di Majenang).
Selain itu, juga makam Syeh Muhammad Nasher yang lebih dikenal dengan sebutan Singomodo (di Jaten Kandangsapi,Jenar), KH Mansyur (di Kauman), Abdul Aziz (di Nglombo, Sidoharjo) dan Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir - Mas Karebet (di Butuh, Plupuh). Acara ziarah itu dimulai sejak pagi sampai sore. “Dimakam para tokoh religius itu, mereka dzikir tahlil dan mendoakan para arwah para leluhurnya’ ungkap Ahmad Riyadh Mustoffa
Untuk menuju makam Kyai Singomodo,
peziarah rela menapaki tangga bukit yang cukup tinggi.
Semantara itu, KRAT Slamet Rekso Hadinagoro (Juri kunci makam Syeh Muhammad Nasher Singomodo) kepada wartawan mengatakan, pihaknya merasa kuwalahan menyambut ribuan tamu, rombongan ziarah kubro dari Ponpes Mamba'uth Thoyyibah. Hal ini, karena selain tempat parkir mobil sempit, membuat ribuan peziarah memenuhi lokasi makam disekitar makam.
Membentuk Tim Khusus
Dengan demikian, acara ziarah saat ini yang paling banyak
sepanjang tahun, terutama di makam Syeh Muhammad Nasher Singomodo. “Kali ini
para peziarah meluber sampai diluar lokasi makam, sehingga bisa dibilang termasuk
rekor terbanyak” kata Mbah Slamet sembari menambahkan, meski demikian pihak pengelola makam sampai membentuk
tim khusus untuk mengatur para peziarah
dan penempatan kendaraan sampai dihalaman rumah warga.
Secara terpisah, Wakidi warga Mondokan, salah satu peziarah di makam Syeh Muhammad Nasher Singomodo
mengatakan, bahwa dirinya sangat senang bisa melihat makam tokoh penting (tokoh)
pada zamannya, sehingga dia merasa tambah pengalaman dalam mengikuti acara
ritual sadranan di bulan Ruwah (penanggalan Jawa) sebagai tradisi jawa yang
masih lestari,
Prosesi ritual ziarah kubur ini bukan hanya membersihkan
makam dan nyekar (tabur bunga) saja ,
namun juga membacakan tahlil, serta kirim doa untuk para leluhurnya. Dengan
demikian, Wakidi menilai pengasuh Ponpes Mamba'uth Thoyyibah bijak, karena ikut
melestarikan Budaya Jawa tentang pentingnya ziarah kubur dan pelajaran kepada
orang yang masih hidup dalam menjalani hidup dan penghidupan di dunia ini. (Hong)