KESERUAN BELASAN WARTAWAN BELAJAR SEKOLAH PASAR MODAL DIGELAR BEI JATENG 2





Kepala BEI Jateng 2, M Wira Adibrata berbagi sejumlah tips untuk awak media

SOLO (JURNALKREASINDO.COM)-Ingin mendapat pencerahan tentang saham, belasan wartawan Soloraya ngangsu kawruh di sekolah pasar modal yang digelar   Bursa Efek Indonesia (BEI ) (Inggris: Indonesia Stock Exchange (IDX) Jateng 2 di gedung Ghraha Prioritas Jalan Slamet Riyadi, Sriwedari, Solo, Jumat 19 April 2024

Dengan tajuk Investasi Sekarang untuk Masa Depan, sekitar 15 orang jurnalis dari berbagai media di Soloraya belajar menjadi investor saham di sekolah pasar modal yang digelar di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI ) (Inggris: Indonesia Stock Exchange (IDX) Jateng 2 di gedung Ghraha Prioritas Jalan Slamet Riyadi, Sriwedari, Solo

Bertindak selaku pemberi materi kepala BEI Jateng 2, M Wira Adibrata memberikan sejumlah tips agar awak media bisa cepat bermain saham

"Kalau mau membeli saham bank pemerintah, belilah beberapa hari sesudah deviden dibagikan, sebab harganya cenderung turun."ujar Wira

Wira menambahkan  kalau mau menjual saham perbankan, jual lah saham itu sebelum deviden dibagikan, sebab harganya cenderung naik.

"Sehingga investor akan mendapat keuntungan ganda. Yang pertama dari kenaikan harga saham itu sendiri dan kedua dari pembagian deviden atau keuntungan perusahaan."paparnya

Wira menjelaskan secara teknisnya  beberapa hari sebelum deviden dibagikan, biasanya perusahaan mencatat pemegang saham siapa saja yang akan mendapat deviden," kata kepala BEI Jateng 2, M Wira Adibrata.

"Sesudah saham itu dicatat dan ada jeda waktu dalam pembagian saham,  dalam jeda waktu sebelum deviden itu dibagikan, maka saham yang harganya sudah naik bisa dijual."paparnya

"Dari situ, kita mendapat keuntungan ganda. Yakni dari kenaikan harga saham yang kita jual dan deviden dari yang dibagikan perusahaan," kata Wira.

Wira menjelaskan kegiatan kelas pasar modal bagi wartawan ini untuk up date dan up grade informasi pasar kepada para jurnalis. Baik dari sisi peraturan dan juga perkembangan pasar modal terkini," katanya

Menurut Wira dengan memiliki rekening saham, jurnalis akan menjadi investor dan bisa merasakan langsung bagaimana menjadi pelaku pasar.

"Dan tentu saja bisa merasakan cuan atau keuntungan di pasar modal. "tuturnya.

Sementara itu, Eko Nuriyanto dari Philip Sekuritas menjelaskan kenapa harga saham itu bisa naik turun dengan cepat. Menurut Eko, ada beberapa hal yang mempengaruh harga saham. Antara lain, kondisi politik dan ekonomi global maupun nasional, kinerja perusahaan, serta beberapa informasi lainnya yang disampaikan media.

Dalam kesempatan itu, Eko Nuriyanto juga membimbing para wartawan membuka rekening saham melalui handphone masing-masing. Ternyata, pembukaan rekening itu cukup mudah dilakukan.

Selanjutnya, sekolah pasar modal (SPM) bagi wartawan itu akan ditindaklanjuti dengan membentuk kelas melalui group WA bagi mereka. Tujuannya untuk memberi informasi seputar saham, selain membantu para wartawan yang menemui kendala.

Dalam kesempatan itu, Wira memberi tips pada para wartawan cara-cara membeli saham BUMN atau perusahaan lain yang sudah go public atau terbuka (Tbk). Yakni, paham, punya (beli), dan pantau.

"Membeli saham itu jangan ikut-ikutan influencer sebab bisa terjebak atau kena pengaruh ketipu. Kalau mau beli saham, terutama investor pemula, konsultasikan pada pihak sekuritas atau petugas IDX," kata Wira.

Dalam kesempatan itu pula, Wira juga menyampaikan materi bagaimana perusahaan go public atau melakukan penawaran saham ke publik IPO (Initial Public Offering) Bagaimana saham itu disuspen atau dihentikan penjualannya juga diterangkan. 

Menurut Wira, saham perusahaan itu disuspen artinya dihentikan proses jual belinya di bursa saham karena perusahaan sedang bermasalah misal hutangnya terlalu besar. Kalau sudah disuspen, pemilik saham tidak bisa menjual atau membeli.

Penghentian jual beli saham tersebut dihentikan IDX / BEI karena untuk melindungi masyarakat agar tidak bisa masuk dan ikut merugi. "Suspen dicabut dan penjualan saham diperbolehkan lagi kalau kondisi perusahaan sudah sehat," pungkas Wira.(Njar)