Dr. Nuruddin Priya Budi S (tengah),
ketika mengikuti Evaluasi Program SEA Teacher Batch ke-9 di Chiang Rai,
Thailand.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Dr. Nuruddin Priya Budi S. bersama Kepala Pusat Bahasa Diyah Nur Hidayati menghadiri acara Evaluasi Program SEA Teacher Batch ke-9 di Chiang Rai, Thailand, pada tanggal 21 hingga 22 Juni 2024. Dimana acara itu dihadiri 80 Universitas ASEAN dan Jepang.
Kegiatan tersebut tidak hanya sebatas evaluasi, tetapi juga
membahas banyak hal seperti usulan strategis untuk meningkatkan efektivitas dan
kualitas Program SEA-Teacher, program orientasi bahasa, potensi kerjasama,
manfaat kerjasama serta merencanakan batch ke-10 dari program pertukaran
mahasiswa calon guru.
Setelah kepulangannya dari Thailand, Dr. Nuruddin
menceritakan, serangkaian kegiatannya disana sekaligus menyampaikan tiga point
penting yang dirinya utarakan saat sesi diskusi. Tiga point penting tersebut
pertama, pentingnya untuk meningkatkan orientasi pra-keberangkatan yang fokus
pada adaptasi budaya, keterampilan bahasa dan ekspektasi akademik.
Kedua, penyesuaian kurikulum di antara universitas mitra
menjadi prioritas untuk memastikan transisi akademik yang lancar bagi
mahasiswa. Ketiga,memperkuat komunitas jaringan alumni sebagai platform untuk
menjalin hubungan positif. “Jadi saya rasa sebelum berangkat, mahasiswa diberi
bekal dulu dari universitas masing-masing agar mereka tidak culture shock”
ujarnya
Menghadapi Tantangan
Karena hal ini akan membantu para peserta untuk lebih siap
dalam menghadapi tantangan di negara tujuan. Kemudian soal sistem pendidikan
yang berbeda disetiap negara maka soal kurikulum dan akademik juga penting
untuk diperhatikan. Dr. Nuruddin juga
menceritakan, bahwa akan ada potensi kerjasama baru dengan universitas di
Filipina dan Thailand.
Para peserta dari 80 universitas yang
mengikuti Evaluasi Program SEA Teacher Batch ke-9 di Chiang Rai, Thailand.
Misalanya, West Visayas State University La Paz Iloilo city, Filipina, University of
Mindanao-Digos College Davao del Sur, Filipina, Panacific University Urdaneta
City, Filipina, University of St. La Salee-Bacolod City Bacolod City, Negros
Occidental, Filipina dan Chiang Mai Rajabhat University Chiang Mai City,
Thailand.“Kerjasama ini mencakup pertukaran mahasiswa dan dosen” tambahnya
Kolaborasi dalam
seminar, serta penelitian bersama. Pertukaran mahasiswa akan memperluas
pengalaman belajar lintas budaya, sementara pertukaran dosen akan memperkaya
perspektif akademik dan pengembangan kurikulum. Kolaborasi dalam seminar dan
penelitian akan meningkatkan kapasitas akademik dan kemampuan riset institusi
masing-masing.
System dan Prosedur
Administrasi
Sementara itu, Diyah yang mendampingi Wakil Rektor 3 untuk
menghadiri Evaluasi Program SEA Teacher Batch ke-9 menambahkan bahwa kerjasama
ini juga perlu didukung dengan penyederhanaan system dan prosedur administrasi.
“Biasanya mahasiswa itu kesulitan dengan sistem di kampus atau universitas yang
dituju” katanya
Jadi, juga diusulkan perlunya menyederhanakan dan
mempercepat prosedur administrasi dengan menciptakan sistem pendaftaran dan
sertifikasi yang terintegrasi. Sistem ini akan mengurangi birokrasi yang rumit
dan mempercepat proses administratif.
Selain itu, dirinya juga sepakat dengan yang disampaikan oleh Dr.
Nuruddin tentang pra orientasi terutama soal bahasa.
Kursus Bahasa Inggris
Mengingat kemampuan bahasa dari mahasiswa yang ingin
mengikuti program pertukaran biasanya belum begitu lancar atau fasih. Sebagai
Kepala pusat bahasa UTP, Diyah akan mempersiapkan program Kursus Bahasa Inggris
Intensif (Intensive English Course) untuk mahasiswa maupun dosen-dosen di
UTP. “Program yang akan saya rancang ini
tentunya untuk meningkatkan skill SDM” tandasnya
Baik untuk mahasiswa maupun dosen yang ada di UTP agar dapat
aktif dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Karena hingga saat ini banyak yang
masih merasa bahasa inggris menjadi penghambat untuk SDM kita mengikuti program
pertukaran. Kerjasama internasional
dengan universitas di Asia Tenggara tidak hanya menjadi langkah strategis untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di UTP Surakarta.
Tetapi juga untuk memperluas jejaring internasionalnya.
Dengan berkolaborasi dengan universitas-universitas terkemuka di kawasan ini,
UTP Surakarta dapat mengakses berbagai sumber daya akademik, teknologi, dan
penelitian yang akan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa serta meningkatkan
kompetensi tenaga pengajar. Perlunya persiapan yang matang dari semua lini baik
dari hal administrasi hingga infrastruktur di UTP agar kolaborasi ini dapat
berhasil dan bermanfaat. (Her)