Respati Ardi Tandatangani Mou Program Lazismu Tentang pembiasaan berzakat infak


Respati Ardi (kiri) dan Ketua Majelis Pendidikan PDM Solo, Mohamad Ali, saat menandatangani MoU Program Lazismu.

SOLO, JurnalKreasindo.com – Ketika Respati Ardi, Calon Walikota Solo dengan noor urut 2,  menghadiri pengajian Hari Bermuhammadiyah yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo, pada Minggu (29/9/2024) di Gedung Dakwah Balai Muhammadiyah, Keprabon, bersama Mohamad Ali, Ketua Majelis Pendidikan PDM Solo menandatangani nota kesepakatan (MoU). 

MoU tersebut berisi, tentang program pembiasaan berzakat infak, sedekah sebagai implementasi kurikulum Ismuba. "Lazismu sebagai lembaga filantropi, bisa bermanfaat bagi masyarakat dan warga Muhammadiyah, ebagai sarana dakwah kita bersama," ujar Respati  yang juga pengurus Badan Pengurus Lazismu Solo itu

Ia mengaku bersyukur dan menegaskan, Lazismu Solo sudah memberikan contoh sebagai lembaga filantropi yang dapat diandalkan dan bermanfaat bagi umat dan masyarakat. Pada kesempatan itu Respati yang menjadi  pengurus Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Solo periode 2023-2027meminta doa restu, supaya keingginannya memimpin Solo mendapatkan amanah.

Delapan Akhlak

Sementara itu Ketua Muhammadiyah Disaster Management Cente (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan dalam tausiyah dipengajian Hari Bermuhammadiyah yang mengusung tema Akhlak Kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan  mengajak jemaah untuk meneladani akhlak kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan.


 Ratusan jemaah di pengajian Hari Bermuhammadiyah mendengarkan dengan kidmat yang disampaikan Budi Setiawan.

Sehubungan dengan ini menurutnya, berbicara kepemimpinan itu penting, karena hal ini merupakan,  salah satu urusan mendasar manusia, sebagai makhluk sosial dalam rangka hablun minannaas . “Ada delapan akhlak kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan” tambah Budi yang juga menjabat Ketua MDMC atau Lembaga Resiliensi Bencana dan Lingkungan Hidup (LRB-LH) itu. 

Dijelaskan  8 akhlak kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan itu diantaranya berlaku adil kepada semua orang, bisa menjaga amanah yang diberikan, tawadhu' (rendah hati), musyawarah, ikhlas, sabar dalam menghadapi ujian dan tantangan, penuh kasih sayang terhadap orang yang dipimpinnya dan tegas dalam menegakkan kebenaran. 

"Muhammadiyah menjadi organisasi kemasyarakatan, bukan organisasi partai politik, kendati  demikian, Muhammadiyah melahirkan tokoh pendiri negeri ini, seperti Jenderal Sudirman, Ki Bagus Hadikusumo, dan sebagainya.  Muhammadiyah melahirkan tokoh politik boleh, tetapi Muhammadiyah tetap menjadi organisasi kemasyarakatan,” ungkapnya. (Hong)