Tim pengabdian masyarakat Unisri
Surakarta melaksanakan program kesadaran dan pemahaman tentang bahaya pelecehan
seksual di kalangan pelajar.
SUKOHARJO, JurnalKreasindo.com – Untuk mendorong kesadaran dan pemahaman tentang bahaya pelecehan seksual di kalangan pelajar, tim pengabdian masyarakat Unisri Surakarta melaksanakan program bertajuk ‘ Cerdas Bermedia Sosial sebagai Akselerasi Membangun Kesadaran Anti-Pelecehan Seksual’.
Program ini digelar di SMA Muhammadiyah 3 Watukelir,
Sukoharjo, dengan melibatkan 50 siswa kelas X dan XI. "Program ini menekankan
pemanfaatan Media Sosial (Medsos) sebagai platform edukasi, dengan fokus pada
peningkatan pemahaman remaja mengenai jenis-jenis pelecehan seksual, dampak
psikologisnya, dan langkah-langkah preventif serta responsif," kata Dr
Setyasih Harini, ketua tim pengabdian.
Media sosial seperti Instagram dan TikTok digunakan sebagai
sarana penyampaian pesan yang menarik dan mudah dipahami siswa. Kampanye ini
mendorong para siswa untuk membuat poster-poster edukatif, yang kemudian
dipublikasikan di akun media sosial masing-masing sebagai bagian dari aksi
nyata mereka melawan pelecehan seksual.
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, sekitar 80%
peserta menunjukkan peningkatan pemahaman terkait isu pelecehan seksual,
sementara 70% siswa menyatakan lebih siap dan berani untuk melaporkan atau
berbicara mengenai pelecehan yang mereka alami atau saksikan. Dengan pembuatan
poster antarsiswa dapat menjadi sarana berkampanye sosial anti kekerasa seksual kepada masyarakat .
Program ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah.
Fasilitas dan sarana kelas yang disediakan oleh SMA Muhammadiyah 3 Watukelir
memungkinkan kegiatan berlangsung secara efektif. Mitra juga berperan aktif
dalam pemilihan peserta dan mendukung berbagai kegiatan yang diadakan selama
program berlangsung.
Meskipun program ini berjalan dengan baik, masih terdapat
tantangan berupa keterbatasan akses internet dan literasi digital di kalangan
siswa. Ke depan, disarankan agar kampanye diperluas ke sekolah-sekolah lain,
dengan mempertimbangkan aksesibilitas teknologi dan strategi kampanye yang
lebih interaktif.
"Program ini membuktikan bahwa media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam mengedukasi remaja tentang pentingnya kesadaran anti-pelecehan seksual. Dengan kerjasama antara sekolah, siswa, dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan gerakan ini dapat terus berkembang dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif," pungkas Dr Setyasih Harini. (Her)