Lestarikan Budaya, Peringati Hari Kartini serta Ulang Tahun KKI, Digelar Lomba Fashion Show dan Halal Bihalal

 

Aksi para peserta lomba yang menjadi daya tarik tersendiri bagi hadiri dan generasi penerus Kartini kedepa.. 

SURAKARTA, JURNALKREASINDO.com -  Dalam rangka melestarikan budaya, memperingati hari ulang tahun Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) dan Hari Kartini, maka KKI DPC Surakarta menggelar acara fashion show kebaya dan halal bihalal, pada Senin (21/4/2025) di Genio Syariah Hotel, Colomadu. Kegiatan itu berlangsung pada sore hingga malam hari.

Ketua KKI DPC Surakarta, Wening Damayanti dalam pidatonya menyampaikan, sebenarnya ulang tahun KKI diperingati di bulan Pebruari, tetapi karena ada sesuatu dan lain hal, maka diperingati hari ini sekaligus dengan acara lain, seperti tersebut. “Karena saat ini merupakan momen yang bagus, maka sekaligus  dibarengkan hari ini” ujar Wening

Wening Damayanti, ketika memberikan pidato dan tujuan digelarnya kegiatan KKI DPC Surakarta.

Kegiatan itu, dimulai dengan lomba fashion show pada sore hari dan malam harinya dilanjutkan Halal Bihalal KKI Surakarta dengan semua anggotanya, juga dihotel setempat. “Untuk penyerahan hadiah dan thropy bagi pemenang lamba fahion show dilakukan pada saat halal bihalal, dimana lomba itu sangat kami apresiasi dalam mengembangkan bakat anak-anak menjadi generasi muda yang berdaya juang tinggi” jelasnya

Dengan demikian, akan menumbuhkan generasi yang mumpuni, meneladani Ibu Kartini. Jadi, ibu-ibu yang mengantarkan anak-anaknya yang mengikuti acara lomba tersebut, siapa tahu juga ingin bergabung dengan KKI dan bisa menghubungi pengurus KKI Surakarta yang telah ditunjuk. “Hal ini supaya anggota KKI  lebihbanyak dan yang lebih penting memilik spirit untuk melestarikan budaya, sebagai perempuan Indonesia yang berbudaya” paparnya

Para pemenang lomba fashion show, anak-anak generasi perempuan Indonesia yang berbudaya.

Dalam lomba fashion show kebaya itu pandu 3 juri, masing-masing Wening Damayanti, Umi Napsiatun dan dan Vanda. Pada kesempatan itu, Umi Napsiatun memberikan kisi-kisi penilaian bagi pemenang lomba kebaya itu, diantaranya ada peserta yang mengenakan kebaya modern maupun kebaya pakem. “Jadi, peserta yang menegnakan kebaya pakem juga harus benar-benar sesuai dengan pakem kebaya yang sudah ditentukan” tandas Umi

Perlu diingat, kalau memakai kain parang yang benar, coraknya harus dari kanan menyilang kekiri (dari atas disilangkan kebawah), jadi jangan sebaliknya dari kiri menuju kekanan. Untuk sanggulnya, misalnya jika mengenakan sanggul bangun tolak dan ada asesoris semyok, dibagian depan ada sunduk jongkat (hanya boleh dipakai perempuan yang masih gadis atau anak-anak). “Bagi yang sudah menikah tidak diperbolehkan mengenakannya sisir (sunduk jongkat) ” tambahnya

Para peserta lomba fashion show kebaya, beraksi berfoto bersama dewan juri.

 Memang dalam lomba ini juga diperbolehkan mengenakan kebaya yang modivikasi, namun jika mengenakan kebaya berbahan bludru, tidak boleh dengan model yang ada kuthu baru dan tidak boleh memakai selendang. “Jadi, kalau ingin memakai slendang, kebayanya jangan berbahan dari bludru, tapi boleh berbahan blokrat atau polos dan untuk selop harus tertutup” ungkapnya

Selain cara pemakaian kebaya, dalam lomba ini juga dinilai tentang personaliti dan publik speking-nya. Hal ini bisa sebagai pengetahuan bagi para peserta yang akan mengikuti lomba kebaya pada acara lainya. “Sehingga yang diperlukan bagi peserta harus benar-benar memperhatian judul dari lomba kebaya yang akan diikuti” saranya

Sementara itu Devanda Aditya, sekretaris KKI DPC Surakarta mengunkapkan, lomba fashion show ini dengan ketentuan pesrtanya untuk anak-anak dan remaja. Jumlah pesertanya ada 15 orang, baik dari Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Sragen dan Solo atau se- Solo Raya. “Untuk katagori anak-anak usia 6 – 10 tahun, sedangkan remaja usia 11 – 15 tahun” tuturnya. (Hong)