Iwan.K.Lukminto,
ketika menjelaskan tentang pameran lukisan yang bertajuk Mukti Negeriku !
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) – Banyak orang berpendapat sebuah gambar, bisa mewakili seribu kata-kata,
seperti halnya lukisan hasil karya S.Sudjojono tentang kisah kesatrianya Sultan
Agung, pendiri kerajaan Mataram yang bakal dipamerkan di Tumurun Private
Museum, Solo. “Kami dan S.Sudjojono Center berharap, melalui pameran ini masyarakat
dapat melihat lebih dalam dan mempelajari tentang kesatria agung Sultan Agung”
kata Iwan. K. Lukminto, pemilik Tumurun Private Museum
Harapan Iwan itu diutarakan dalam acara press conference
secara zoom, Jumat (27/8/2021). Lebih jauh Iwan mengatakan, Sultan Agung, raja
Mataram di salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. “Kedua tokoh penting Sultan
Agung dan Sudjojono yang ditampilkan dalam pameran ini, merupakan bagian
penting dari sejarah dan seni lukis Indonesia” terangnya
Dimana keduanya memiliki karakteristik yang mirip, bahkan
boleh dikatakan sama, yakni visioner,
berani dan cinta tanah air yang tidak terbagi. Meskipun berbeda bidang, namun keduanya
pejuang sejati. “ Sultan Agung melalui ekspansi perjuangan kebebasannya dan
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya” tandasnya
Makna Filosofi Tinggi.
Sedangkan Sudjojono melalui sapuan kuas, karya seni dan
tulisannya sungguh memiliki makna filosofi yang tinggi. “Kami berharap pameran ini dapat
menginspirasi makna dan peran penting seni rupa, serta perjuangan negara menuju
nasionalisme” tambah Iwan
Dengan demikian Pameran ini mampu menjadi momentum untuk
memperkenalkan seni terhadap semua lapisan masyarakat dengan memfasilitasi
siapa S. Sudjojono dan kontribusinya yang besar bagi dunia lukis Indonesia. “Hasil
goresannya merupakan seni lukis modern melalui mahakarya Sultan Agung” jelasnya
Sehubungan
dengan hal tersebut, maka Sudjojono Center dan Tumurun Private Museum dengan
bangga mempersembahkan pameran lukisan berjudul Mukti Negeriku!, mengisahkan pertempuran Sultan Agung melalui goresan
S.Sudjojono. “Pameran lukisan akan di gelar sebulan penuh, pada tanggal 28
Agustus 2021 sampai 28 Februari 2022 di Tumurun Private Museum, Solo ” ujar
Santy Saptari, kurator pameran itu
Pameran ini
akan menampilkan reproduksi karya S. Sudjojono, lukisan masterpiece, ‘Pertempuran Sultan Agung dan J.P. Coen’ yang terjadi pada tahun 1973, koleksi
Museum Sejarah Jakarta dan juga pameran 38 sketsa, koleksi Tumurun Private
Museum, buatan Sudjojono dalam persiapan pembuatan lukisan. Tema dalam pameran
ini bertajuk ‘Mukti Negeriku’.
Pameran ini
untuk pertama kalinya koleksi lengkapnya akan dipamerkan di Indonesia. Sejarah
di balik ‘Pertempuran Sultan Agung dan
JP Coen’ cukup berbeda. S. Sudjojono
menerima pesanan pembuatan lukisan ini langsung dari Gubernur DKI Jakarta saat
itu, Ali Sadikin dalam rangka mengingat peresmian Museum Sejarah Jakarta pada
tahun 1974.
Mengamankan Sejarah.
Sudjojono
melakukan penelitian komprehensif selama 3 bulan di Belanda untuk mengamankan
data sejarah yang memadai dan akurat tentang peristiwa tersebut. Selanjutnya menerjemahkan
hasil penelitian ke dalam sketsanya. Sudjojono menangkap detail peristiwa
bersejarah ini dengan menambahkan catatan kaki pada sketsa.
Sudjojono
juga harus secara khusus membangun sebuah
studio untuk menampung lukisan 3 x 10 meter dan menyelesaikannya dalam waktu 7
(tujuh) bulan. Dari segi keunikan tema sejarah yang realistis, tingkat
tantangan teknis yang rumit dan rentang waktu untuk dalam melakukan penelitian
dan penyelesaian lukisan ini, nilai signifikansi lukisan sungguh tidak dapat
disangkal.
Pameran
beserta ragam penelitiannya, merupakan salah satu upaya S.Sudjojono Center,
Rose Pandanwangi Sudjojono dan Tumurun Private Museum untuk mendukung Museum
Sejarah Jakarta yang dipelopori Sri
Kusumawati, S.S.,M.Si dan Esti Utami, S.S, dalam upaya khusus untuk memastikan
lukisan ‘Pertempuran Antara Sultan Agung
dan JP Coen’ bersama dengan sketsa ini dengan bangga terdaftar sebagai
Warisan Nasional.
Sudjojono
(1913-1986) sendiri tidak asing dengan sejarah seni lukis modern
Indonesia. Pelukis dan pemikir ulung
yang melalui pemikiran-pemikirannya yang cemerlang, membantu melupakan jati
diri seni lukis Indonesia. Sehingga diharapkan mampu membuat para seniman, pecinta seni,
mahasiswa dan masyarakat berkesempatan mengenal lebih dekat Sudjojono.
Baik
mengenal tentang karya seninya, pemikiran dan penelitiannya, serta proses
pembuatan karya seni tersebut. Jadi tujuan utama Tumurun Private Museum
menggelar pameran ini, tidak lain untuk mewujudkan visi dan misinya mendukung
secara luas masyarakat di bidang pendidikan, khususnya seni rupa, baik klasik
maupun kontemporer. (Her)