GPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara, putra sulung Mangkunegoro IX
SOLO (JURNALKREASINDO) – Mangkatnya Pengageng Pura
Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX,
tentu masyarakat menanti dengan bertanya-tanya siapa yang bakal menggantikan
menjadi penguasa Pura Mangkunegaran ? utamanya bagi kalangan masyarakat budaya
Jawa.
Untuk
menjawab pertanyaan masyarakat tersebut, Tundjung W. Sutirto, sejarawan dan
pemerhati budaya dari Universitas Sebelas Maret (UNS), kepada jurnalkreasindo.com, Senin (16/8) menjelaskan,
jika berkaca pada suksesi Adipati atau Pengageng Pura Mangkunegaran sebelumnya,
di Pura Mangkunegaran prosesnya tergantung situasi.
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo,
putra bungsu Mangkunegoro IX
Putra Mahkota dan Musyawarah Pinisepuh.
"Yang
menentukan siapa pengganti Adipati yang
jumeneng di Pura Mangkunegaran itu, bisa dari Adipati yang jumeneng, semasa
hidupnya yang sebelumnya sudah mengangkat putra mahkota, minimal mengisyaratkan
siapa yang harus menggantikannya” katanya
Tetapi bisa
juga dari hasil musyawarah Dewan Pinisepuh Kerabat Mangkunegaran. Dimana
sebagai pathokan (dasar), pengganti
Adipati atau Pengageng Pura Mangkunegaran yang wafat pasti dari keluarga
inti.
Putra Mahkota dan Musyawarah Pinisepuh.
"Yang
menentukan siapa pengganti Adipati yang
jumeneng di Pura Mangkunegaran itu, bisa dari Adipati yang jumeneng, semasa
hidupnya yang sebelumnya sudah mengangkat putra mahkota, minimal mengisyaratkan
siapa yang harus menggantikannya” katanya
Tetapi bisa
juga dari hasil musyawarah Dewan Pinisepuh Kerabat Mangkunegaran. Dimana
sebagai pathokan (dasar), pengganti
Adipati atau Pengageng Pura Mangkunegaran yang wafat pasti dari keluarga
inti.
Putra Mahkota dan Musyawarah
Pinisepuh.
"Yang
menentukan siapa pengganti Adipati yang
jumeneng di Pura Mangkunegaran itu, bisa dari Adipati yang jumeneng, semasa
hidupnya yang sebelumnya sudah mengangkat putra mahkota, minimal mengisyaratkan
siapa yang harus menggantikannya” katanya
Tetapi bisa
juga dari hasil musyawarah Dewan Pinisepuh Kerabat Mangkunegaran. Dimana
sebagai pathokan (dasar), pengganti
Adipati atau Pengageng Pura Mangkunegaran yang wafat pasti dari keluarga
inti.
Tunjung lebih
jauh mengatakan, suksesi di Pura Mangkunegaran yang dalam sejarah kraton catur sagotra, pewaris tahta
Mataram setara Kadipaten, tidak sekompleks seperti kraton Kasunanan Surakarta.
"Memang tidak sekompleks Kraton Kasunanan Surakarta, sehingga diharapkan
pergantian Pengageng Pura Mangkunegaran bisa berlangsung mulus, figur pengganti
Mangkunegoro IX bisa diterima baik dari kalangan kerabat Mangkunegaran,
masyarakat dan pemerintah,"tuturnya.
Dua Kandidat.
Sementara
itu dari hasil pengamatan jurnalkreasindo.com
sedikitnya ada dua nama yang santer diperbincangkan bakal meneruskan
kepemimpinan Dinasti Mangkunegaran. Ada dua kandidat Adipati Mangkunegaran, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna
Sukmaputra Jiwanegara dan GPH. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Keduanya
merupakan dua putra kandung dari KGPAA Mangkunegara IX. Paundrakarna Sukmaputra
Jiwanegara, yang akrab disapa Gusti Paundra
merupakan pria kelahiran Jakarta, 19 April 1979 sebagai putra sulung
dari pasangan KGPAA Mangkunegara IX dengan mantan istrinya, Sukmawati
Soekarnoputri.
Paundra
dikenal aktif di jagad hiburan Indonesia
sering menjadi bintang iklan, penyanyi, dan pemain sinetron. Saat ini
Paundrakarna aktif menggeluti dunia bisnis dan menjadi desainer batik gaya
Mangkunegaran.
Sedangkan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, merupakan
putra hasil perkawinan KGPAA Mangkunegoro IX dengan Prisca Marina Yogi Supardi
yang kini telah ditetapkan sebagai permaisuri dengan gelar Gusti Kanjeng Putri
(GKP) Mangkunegoro IX.
Bhre
Cakrahutomo Wira Sudjiwo, sebagai anak anak bungsu, dari dua bersaudara,
kakaknyaGRA Ancillasura Sudjiwo. Bhre Cakrahutomo memiliki gelar akademis
sarjana hukum setelah menamatkan pendidikan sarjana hukum di Universitas
Indonesia pada 2019 lalu.
Menolak.
Terkait
dengan pergantian kepemimpinan KGPAA Mangkunegoro IX masih menjadi teka-teki.
Hal ini karena saat Paundrakarna lahir dari rahim Sukmawati Soekarnoputri, menurut
sumber Jurnalkreasindo.com, GPH
Sudjiwo Kusumo masih berstatus sebagai pangeran belum dinobatkan sebagai raja
atau adipati.
Sementara
itu, Bhre Cakrahutomo lahir dari istri berstatus permaisuri atau saat GPH
Sudjiwo Kusumo telah menjadi penguasa Istana Pura Mangkunegaran. Dengan
demikian, terkait pengganti sosok pimpinan di Pura Mangkunegaran tergantung
pada keputusan keluarga inti.
Baik Paundra
maupun Bhre Cakrahutomo ketika disinggung masalah ini, kepada wartawan keduanya
menolak, dengan menjawab secara halus, secara halus saat ditanya perihal
suksesi di Mangkunegaran. “Kami masih fokus pada pemakaman Mangkunegoro IX dan
mendoakan yang terbaik untuk kanjeng romo. " tutur Bhre yang dibenarkan
Paudra. (Ryan)