Para narasumber workshop ‘Gelar Panca
Pustaka Nilai Tradisi’, foto bersama model pengantin gaya Mangkunegran.
Workshop ini disiarkan secara daring melalui kanal YouTube
Dinas Kebudayaan Kota Surakarta mulai pukul 09.30 WIB. Dalam sambutannya Drs.
Agus Santoso, M.M, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, mengatakan, workshop ini khusus mengulas bidang
nilai tradisi.
“Kami harapkan menjadi ruang apresiasi bagi pelaku dan
penikmat seni budaya, terutama bagi generasi muda, sekaligus komoditas menarik
bagi wisatawan, yang bisa membawa dampak pada perekonomian masyarakat Kota
Surakarta.” katanya
Acara Workshop ini mengundang peserta terbatas, dari
perwakilan siswa siswi dan guru beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kota Surakarta, antara lain dari SMK Negeri 8, SMK Negeri 7, SMK Negeri 4, SMK
Marsudirini dan SMA Negeri 4 Surakarta.Sedangkan para generasi muda dan
masyarakat umum dapat mengikuti acara secara daring. Selain di kanal YouTube
Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, acara ini juga dapat dilihat di Gibran TV,
Pariwisata Solo dan Batik TV.
Kerabat
Mangkunegaran.
Acara ini dengan mendatangkan nara sumber dari kerabat Pura
Mengkunegaran Surakarta, Dra. R.Ay. Irawati Kusumorasri, M.Sn. Ira untuk
menjelaskan sejarah pengantin khas Mangkunegaran. Retno Yanti, juru rias pengantin Istana Mangkunegaran
Surakarta menjelaskan tata rias dan pakaian khas pengantin gaya Mangkunegaran
Surakarta.
Dan Drs. Djoko Boedi Santosa yang dikenal dengan nama Joko
SSP, fashion designer Kota Surakarta, untuk menampilkan karya baru yang
terinspirasi dari gaya pengantin Mangkunegaran Surakarta. Selain itu juga
digelar fashion show.
Dengan menampilkan sepasang penganten, patah, cucuk lampah,
orang tua penganten dan pengiring gaya Mangkunegaran Surakarta. Para peserta
workshop yang hadir di lokasi juga akan mempraktekkan penggunaan jarik, yang diarahkan oleh para
narasumber.
Workshop ini, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan
kecintaan para peserta yang hadir di lokasi, serta masyarakat penikmat seni
budaya yang menonton secara daring. “Acara seperti ini, bisa ditindaklanjuti,
kendati dengan tema yang berbeda” ujar Irawati Kusumorasri. (Her)