GKR Wandansari, ketika menyerahkan kelambu untuk penggantian kelambu di Makam Amangkurat Agung..
TEGAL (JUNALKREASINDO.COM) –
Dalam prosesi ritual buka langse (penggantian
kelambu Makam Amangkurat Agung), diharapkan mampu menambah aset wisata
spiritual di Kabupaten Tegal. Ungkapan itu diutarakan, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari,
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton Surakarta Hadiningrat, disela-sela acara
tersebut, pada Rabu (3/9) di Astana Tegal Arum, Tegal.
Lebih jauh
Gusti Wandan menjelaskan, prosesi penjamasan atau penggantian tirai Sultan
Amangkurat seperti ini dilaksanakan setiap bulan Sura. Dengan diadakannya
upacara adat setiap setahun ini, juga dapat mempererat jalinan hubungan antara
Pemkab Tegal dengan Keraton Surakarta.
“Semoga
makam ini bisa menjadi tujuan wisata spiritual khususnya warga Jawa dan Tegal
sendiri, serta membawa dampak positif bagi Kabupaten Tegal. Semoga kita sebagai
generasi muda juga bisa memaknai dan melanjutkan perjuangan mereka yang telah
gugur,” pesannya
Pada acara
ritual Penjamasan Makam Sultan Amangkurat Agung yang di gelar di Desa Pesarean,
Kecamatan Adiwerna, Tegal kali ini terdapat hal yang berbeda. Tak seperti
penjamasan yang telah berlalu, penjamasan kali ini sebanyak seratus keris yang
dipamerkan oleh Paguyuban Pecinta Keris Tegal.
Gusti Wandan, ketika melakukan
zaiarah di Astana Tegal Arum, Makam Amangkurat
Agung.
“Adanya kami
disini tak lain adalah untuk mengenalkan kepada masyarakat luas, bahwa kita
mempunyai sebuah warisan budaya yang sudah diakui oleh dunia atau UNESCO yaitu
keris,” ujar Ketua Paguyuban Pecinta Keris Tegal, Teguh Dwiyanto Raharjo
Kepedulian Kraton Surakarta.
Dari
berbagai macam keris yang dipamerkan terdapat salah satu keris yang usianya
paling tua, yaitu keris peninggalan Kerajaan Majapahit. Ia menceritakan bahwa
dirinya mendapatkan keris tersebut dari seorang kolektor keris.
Keberadaan
pameran keris pada acara Penjamasan Makam Sultan Amangkurat Agung ini, menjadi
daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Teguh lebih lanjut memberikan pemahaman
dan penjelasan tentang keris kepada pengunjung pameran.
Seperti
biasa, ritual penjamasan tersebut diawali dengan kirab abdi dalem dari Keraton
Surakarta, serta cucuk lampah peserta kirab yang membawakan tirai putih.
Kemudian dilanjutkan pembacaan dzikir, tahlil, shalawat serta syahadat untuk
mengawali prosesi penggantian tirai penutup makam Sunan Amangkurat.
Turut hadir
mewakili Bupati Tegal, Umi Azizah (Asisten Administrasi Umum) dan Eko Jati Suntoro (Setda Kabupaten
Tegal). Menurut Eko, acara ini wujud kepedulian keluarga besar Keraton
Surakarta Hadiningrat bersama pemerintah dan masyarakat, untuk melestarikan tradisi
dan nilai-nilai budaya, baik yang harus ditanamkan, dikenalkan kepada generasi
penerus dan anak cucu. “Supaya mereka dapat mengamalkannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” katanya. (Her)