BEDAH BUKU MARSEKAL HADI TJAHJANTO, MERANGKUL ARUS PERUBAHAN

 


SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - Bedah Buku tentang Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, Merangkul Arus Perubahan, rencananya digelar di Kampus FIB Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Buku Merangkul Arus Perubahan ini, bisa dibilang sebagai catatan selama Marsekal Hadi semasa bertugas dan menjabat Panglima TNI tahun 2017 hingga 2021. Buku Ini, ditulis oleh tim kecil yang dipimpin Eddy Suprapto, jurnalis senior.

Eddy merupakan teman masa kecil Hadi  sejak tinggal di Lawang, Jawa Timur. Eddy juga yang menulis buku biografi Hadi, Anak Sersan Jadi Panglima, awal tahun 2017 lalu.“Dari masa ke masa, silih berganti Panglima TNI mengemban tugas” , semuanya pasti melakukan sesuatu untuk menjawab tantangan zaman” tutur Eddy Suprapto.

Tentu akan terjadi berbagai kisah,termasuk ada tantangan, ada hambatan. Hadi Tjahjanto melakukan banyak hal, meletakkan pondasi yang kuat tidak saja untuk menjawab tantangan saat ini, tapi untuk pertahanan yang lebih baik dan efisien di masa mendatang,” katanya

Buku itu dengan tebal 273 halaman, dimana buku Merangkul Arus Perubahan memberi informasi tentang langkah-langkah besar Hadi membangun TNI, sebagai angkatan perang modern yang menghadapi ancaman hibrida, perang dan nonperang.

Langkah Besar

Beberapa langkah besar, misalnya pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, II dan III, yang memungkinkan seorang Panglima Kogabwilhan, mengamankan wilayah tugas yang luasnya masuk akal.

Jika terjadi ancaman, dia berwenang mengerahkan kekuatan Trimatra TNI di wilayah tugasnya, sebagai respons awal. Bersamaan dengan itu, Hadi juga membagi kekuatan TNI AL, TNI AD dan TNI AU menjadi tiga.

Komando Operasi Angkatan Udara I, II dan III serta Komando Armada I,II dan III. Kemudian Pasukan Marinir 1-3, juga Kostrad Divisi 1-3. Masih Ditambah dengan Komando Pasukan Operasi Khusus (Koopsus).

Meski ini unit kecil, tapi kompak dari pasukan komando tiga angkatan yang setiap saat bisa digerakkan oleh Panglima TNI seizin Presiden. Permasalahan TNI yang rumit, mulai dari manajemen, keterbatasan alutsista, hingga radikalisme di tubuh militer.

Semua itu tak luput dari ulasan buku ini. Begitu pun menghadapi perang modern, seperti Nubika (nuklir, biologi, kimia) hingga perang hibrida, juga disentuh Hadi. Rencananya sebagai pembicara dalam diskusi, selain Eddy Suprapto.

 Juga akan tampil Kolonel Wahyu Tjahjadi, perwira menengah TNI AU yang tidak lain adik kandung Marsekal Hadi. Pembicara lain Prof Dr Warto, M Hum, Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNS. Sedangkan moderator diawaki Dr. M Sekar Alam, MSi, Dosen Sejarah UNS. (Njar)