Gibran Raka Bumingraka (berdiri),
Walikota Solo didampingi Anas Syahirul (Ketua PWI Surakarta), ketika memberikan
keterangan pers.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) - Tim juri Anugerah Kebudayaan PWI (Persatuan
Wartawan Indonesia) menetapkan 10 bupati dan wali kota menerima penghargaan
Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI).
Para kepala daerah tersebut akan menerima penghargaan pada peringatan
Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara, 9 Pebruari 2022
mendatang. Ketua pelaksana AK-PWI, Yusuf Susilo Hartono mengatakan, secara
rinci penerima penghargaan itu, 6 bupati dan 4 wali kota.
Seorang diantara wali kota yang menerima penghargaan, yaitu
Gibran Rakabuming Raka. Tim Juri yang diketuai Agus Dermawan T, dengan anggota
Ninok Leksono, Nungki Kusumastuti, Atal S. Depari, dan Yusuf Susilo Hartono
(sekaligus Ketua Pelaksana AK-PWI).
Mereka yang menerima penghargaan antara lain, Wali Kota
Padang Panjang Fadly Amran (Datuak Paduko Malano), Bupati Magetan Suprawoto,
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Kemudian Bupati Indramayu Nina Agustina, Wali
Kota Bekasi Rahmat Effendi, Bupati Sumbawa Barat Musyafirin.
"Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming
Raka, Wali Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Helmi Hassan, Bupati Buton,
Sulawesi Tenggara, La Bakri dan Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Hendra
Lesmana," ucap Yusuf, dalam siaran pers, Sabtu (18/12/2021).
Daerah Berbasis
Kebudayaan
Yusuf menjelaskan, 10 bupati dan wali kota yang ditetapkan,
pada umumnya menyadari pentingnya membangun daerah berbasis kebudayaan. Hal itu
selaras dengan tantangan zaman di berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dengan gaya kepemimpinan kepala daerah yang melayani. Hal
itu, kata Yusuf, merupakan salah satu dari beberapa catatan penting tim juri,
setelah mengikuti semua proses penilaian AK-PWI. Proses dimulai dengan seleksi
administrasi, penjurian berkas proposal dan video,.
Kemudian puncaknya pada presentasi dan tanya jawab
satu-persatu dari 10 nominasi. Presentasi digelar secara luring dengan prokes
ketat dan berlangsung di kantor PWI Pusat, Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021.
Tim Juri dari kiri : Agus Dermawan T, Nungki Kusumastuti.,Yusuf
Susilo Hartono dan Ninok Leksono..
Wali Kota Solo, Gibran dalam presentasinya, misalnya
menggunakan pendekatan tradisi gotong-royong merangkul para pemikir kebudayaan,
hingga para seniman agar tetap bisa berkarya dengan memanfaatkan berbagai kanal
dan teknologi informasi di masa pandemi menuju kenormalan baru.
Festival Tradisi dan
Kontemporer
Gibran, kata Yusuf, juga menggelar berbagai ajang festival,
baik tradisi maupun kontemporer, merenovasi Taman Balekambang dengan wajah
baru, sebagai arena kreasi dan rekreasi yang lebih ramah dan mudah diakses.
Awal Desember lalu, Yusuf menyebutkan, Surakarta bersama
daerah lain dinobatkan sebagai Kota Pemajuan Kebudayaan oleh Jaringan Kota
Pusaka Indonesia (JKPI). Dalam presentasinya Gibran mengatakan, selain
cara-cara formal yang telah ditetapkan
pemerintah pusat.
Berupa cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, Kota Solo juga
menggunakan kearifan lokal dan potensi lokal untuk menghadapi pandemi covid-19.
Gibran juga memaparkan rencana merenovasi Taman Balekambang dengan wajah baru,
sebagai arena kreasi dan rekreasi yang ramah dan mudah diakses.
Lalu Wali Kota Padang Panjang Fadly Amram, misalnya,
menjadikan rumah gadang tidak hanya rumah tinggal satu kaum, tapi juga
berfungsi sosial, termasuk dalam penanganan COVID-19. Rumah gadang bisa digunakan tempat isolasi mandiri kaum
adat yang merasa ragu dan malu di isolasi.
Baik di rumah sakit daerah dan lainnya. Di rumah gadang,
mereka merasa di rumah sendiri, apalagi makanan diantar sanak saudara pula. Kemudian,
lanjut dia, Wali Kota Bengkulu Helmi Hassan mereaktualisasi tradisi belenguk
(berkumpul berkerumun) gaya baru.
Dengan berbagai terobosan aplikasi mutakhir, salah satunya
"SLAWE" (sistem layanan administrasi warga elektronik) untuk urusan
kependudukan. Menurut Yusuf, di samping menjaga keseimbangan kesehatan dan
ekonomi,.
Para bupati dan wali kota terus berusaha mewujudkan
kerja-kerja kebudayaan dan penggunaan teknologi informasi. Bupati Magetan,
Suprawoto yang punya visi misi menjadikan kabupaten literasi. Menggenjot
berbagai program literasi, seperti penulisan sejarah desa dan sejarah sekolah.
Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul merasa bangga terpilihnya
Gibran sebagai penerima Anugerah Kebudayaan PWI. Gibran dinilai memang memiliki
konsep pembangunan kota modern dengan tetap mengedepankan budaya, sehingga
sudah layak jika terpilih sebagai penerima penghargaan tersebut. (Njar)
editor : herry honggo