Jumeri, S.TP., M.Si, Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud
Ristek RI, ketika memberikan sambutannya sekaligus membuka acara berkolaborasi JSIT
dengan Kemendikbud Ristek.
SOLO
(JURNALKREASINDO.COM) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengajak Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)
Indonesia berkolaborasi memajukan pendidikan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek RI, Jumeri,
S.TP., M.Si, pada Rabu (22/12.2021) dalam sambutannya mewakili Mendikbud Ristek RI saat Opening
Ceremony Munas V JSIT Indonesia, di Lor
In Hotel Solo.
"Pendidikan bermutu untuk masyarakat Indonesia itu,
harus dihadirkan dengan pembelajaran berkualitas. Melalui program sekolah
penggerak, guru penggerak, organisasi penggerak, pemerintah mengajak
insan-insan pejuang pendidikan, bersama-sama memajukan pendidikan Indonesia"
katanya.
Menurutnya, menciptakan lingkungan yang lebih baik, dengan
peran serta semua pihak dalam memberikan pelayanan pendidikan terbaik. Tetap
menjaga kehati-hatian terhadap bahaya covid-19. Salah satu upayanya, para guru
mengikuti program vaksinasi.
Perwakilan dari JSIT ketika memberikan
gunungan (dalam pewayangan) kepada Juremi.
Bahkan sekarang para murid juga sudah dimulai vaksinasi.
Menjadikan para orang tua dan murid lebih nyaman dalam menjalankan pembelajaran
secara off line. "Kami melihat cukup banyak sekolah-sekolah tergabung
dalam JSIT Indonesia menjalankan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)”
ujarnya
Mereka mengikuti program vaksinasi dan tetap menjaga
protokol kesehatan di sekolah masing-masing.. Merdeka belajar dengan didukung
adanya program ormas penggerak, sekolah penggerak, dan guru penggerak bermuara
pada terlahirnya profil pelajar pancasila.
Kurikulum yang paling cocok untuk peserta didik itu, pembelajaran
yang berpusat pada murid. Membiasakan siswa lebih berani berkreativitas dan
melakukan inovasi juga lebih berani bernalar kritis, membiasakan bergotong
royong.
"Menghadirkan pembelajaran yang ramah anak, aman,
nyaman dan tenteram pikirannya. Dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan yang penuh
toleransi, akan mewujudkan pelajar-pelajar yang penuh prestasi" sarannya. (Eps)