KPH EDDY WIRABHUMI : MENGEMBALIKAN TATANAN KERATON SURAKARTA

 

Dr KPH Eddy Wirabhumi, SH, MM, ketika memberi keterangan kepada wartawan. 

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Pasca terjadinya  kasus dugaan pencurian di Keraton Surakarta yang terjadi beberapa  hari lalu, sehingga mengalami  kerugian mencapai Rp 150 juta itu,  justru mengembalikan tatanan keraton dan hubungan konflik intern keluarga keraton kembali pulih.

Aksi pencurian yang diduga terjadi di kompleks keputren, Keraton Surakarta, pada  Sabtu (17/12/2022). Pihak yang mengaku sebagai korban pencurian itu, salah satu putri Paku Buwono (PB) XIII Gusti Raden Ayu Devi Lelyana Dewi.

Pada saat pihak Kepolisian melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara), pada Selasa (20/12/2022) dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta yang sejak tahun 2017 tidak diperbolehkan masuk didalam keraton, ketika itu diijinkan pihak Kepolisian.

Maka, pada saat itulah, Gusti Wandansari bersama sentana dalem lainnya, melakukan pemerikasaan kondisi didalam keraton. “Dengan dibantu para relawan, Gusti Moeng  (panggilan  akrab GKR Wandansari) mengeluarkan kandang kerbau “ ujar  KPH Eddy Wirabhumi, direktur eksekutif LBH Keraton Surakarta

Merenovasi Bangunan

Kanjeng  Wira lebih jauh mengatakan, kandang  itu selain rusak parah juga mangkrak. Bahkan usuk, reng dan sirap di Sasana Sewaka amblong (mungkin salah dalam merenovasi sebelumnya), begitu juga keadaan bangunan Panggung Sangga Buwana dan Keputren juga banyak yang rusak.

Jadi  bangunan keraton itu, seolah tidak terurus dan terawat dengan baik, tapi karena keraton peninggalan trah Dinasti Mataram ini, bukan milik PB XIII dan keluarganya, melainkan milik bersama sentana dalem, maka bangunan-bangunan keraton yang rusak itu harus direnovasi bersama dengan bantuan pemerintah, karena itu juga sebagai cagar budaya.

Nah, sejak itulah hubungan intern keluarga keraton yang selama ini terjadi kesalahpahaman, nampaknya bakal pulih kembali dan berlangsung dengan lancar. “Sehingga para sentana kompak untuk mengembalikan budaya dan tatanan keraton, semua ini terjadi atas campur tangan Tuhan dan para leluhur” pungkasnya. (Hong)