RAy Mega Arum Dewi Sri Sapawi, ketika mengungkap
firasat yang diterima melalu ipenerawangannya.
SOLO (JURNALKREASINDO.COM)
– Firasat hasil penerawangan yang dilakukan RAy
Mega Arum Dewi Sri Sapawi, konsultan spiritual Jawa ini memprediksi, di tahun
2023 yang hanya tinggal hitungan hari mendatang menyebutkan, situasi dan
kondisi bangsa dan negara di Bumi Pertiwi ini, masih akan terus terjadi
keruwetan dan kekacauan, bahkan bencana alam semakin dasyat bergejolak.
“Maka kita harus banyak prihatin, rakyat semakin berat
penderitaannya. Begitu juga gejolak alam akan terus melanda Bumi Pertiwi ini.
Tanah longsor, banjir maupun gempa bumi semakin dasyat terjadi dimana-mana,
hanya gunung meletus yang akan mereda” ungkap Dewi Sri Sapawi, pada Rabu
(28/12/2022) di rumahnya, kawasan Jl. Veteran, Solo
Sementara PHK (pemutusan hubungan kerja) untuk buruh maupun karyawan
akan terus terjadi diberbagai daerah. Untuk itu, disarankan setiap wong cilik
(rakyat-Red) harus kuat ‘pegangannya’, baik pegangan secara supranatural atau
spiritualnya, maupun kuat menahan agar tetap bersabar. “Kita punya nur cahyo,
nur gondo dan nur roso, maka harus dipengang kuat-kuat” katanya
Artinya, sebagai manusia yang memiliki kesempurnaan
penglihatan (Nur Cahyo) harus selalu menjaga kewaspadaan dan hati-hati mencermati
keadaan yang terjadi. Nur Gondo artinya, sebagai manusia harus tajam penciumannya
dalam ‘mengendus’ peristiwa yang berada dihadapannya dan Nur Rasa, bisa mengolah
perasaannya untuk menyikapi sebelum bertindak.
Tolak Balak
Dalam menghadapi situasi tahun 2023 yang masih penuh dengan
kekacauan tersebut, disarankan agar masing-masing orang membuat dan memasang
tolak balak (penangkal gaib) secara supranatural, supaya mendapatkan
keselamatan dan terhindar dari mara bahaya. Tolak balak itu berupa singkong, garam
grasak, daun srikoyo, buah sawo, sebatang padi dan klengkeng.
Semua buah pendem
(tanam) dan gemantung (menggantung) itu
dikumpulkan menjadi satu dan diletakan diatas pintu utama, untuk akses masuk
dan keluar rumah. “Mengutamakan dalam
berbuat atau bertindak ditengah-tengah pergaulan atau bermasyarakat secara baik,
supaya mencontoh filosofi padi, semakin berisi, semakin menunduk” pesannya
Selain itu jangan suka meremehkan orang miskin, wong cilik
maupun orang susah, karena orang seperti ini belum tentu lebih rendah
kebajikannya, dibandingkan dengan orang yang kedrajatan, kaya dan berpangkat. “Intinya,
jangan menggap remeh, apalagi menilainya sebagai sampah. Justru sebaliknya,
bisa memaknai filosofi sampah, meskipun tempat buangan, namun bermanfaat”
tandasnya
Sampah itu, katanya, meski tempat membuang berbagai barang
yang dianggap sudah tidak berguna (rongsokan) maupun kotoran. Tapi, justru
sampah tersebut bisa didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat , bisa menjadi
pupuk yang menumbuhkan dan menyuburkan tanaman, sehingga menghasilkan buah yang
manis, lezat dan mengandung vitamin untuk kesehatan manusia.
Kreatif dan Inovatif
Begitu pula barang-barang rongsokan, bisa disulap menjadi
sesuatu yang berguna, jika berada ditangan orang kreatif dan inovatif. “Jadi
manusia itu, jangan suka menyimpan dendam dan melampiaskan dendamnya, ketika
berkuasa. Kalau rasa saling dendam ini terus dipelihara, maka akan memperpajang
penderitaan rakyat, sehingga sifat dan sikap arogan itu harus dihindari”
paparnya
Pada kesempatan ini Dewi Sri Sapawi berpesan melalui tembang
Jawa. ‘Zaman akhir aja gembleleng, bumine
gonjing jenenge lindu. Yen aku mati ojo ditangisi, becik ngajio. Kabeh dulurku
podo ngedusi, wong aku iki ora iso bali. Akeh wong mati wajib dipocong, nganggo
mori suci. Awak dagingku wis kadung ajur, ono njero kubur. Awak balungku pating
pencelat. Dipondong malaikat papat. Poro dosaku ono swargo, poro dulurku podo
ngajio’.
Artinya, zaman akhir ini jangan congkak. Buminya goyah namanya gempa. Kalau
saya meninggal jangan ditangisi, lebih baik mengaji. Semua saudaraku memandikannya,
sebab saya ini tidak bisa kembali. Banyak orang meninggal dunia wajib dipocong,
kain suci. Tubuhku dan tulangku sudah terlanjur rusak, didalam kubur. Tubuh dan
tulangku berhamburan. Dipanggul malaikat empat, para dosa saya ada di surga,
para saudaraku mengajilah. (Her)