POLEMIK NAMA TAMAN JOGO KALI, ABAH ALI : JAGAN TERJEBAK MASALAH SEPERTI INI



Muhammad Ali, pengasuh Ponpes Ta’mirul Islam, Solo.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Salah satu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ta’mirul Islam di Solo, Muhammad Ali yang akrab dipanggil Abah Ali mengatakan, mengapa nama Taman Sunan Jogo Kali, yang berada di kawasan Pucang Sawit, Jebres, Solo baru sekarang dipermasalahkan ?

Sedangkan sebutan nama Sunan Kuning yang sudah ratusan tahun muncul, tidak dipermasalahkan ? “Jangan terjebak dengan hal-hal seperti ini,masih banyak permasalahan bangsa dan negara yang harus diperbaiki” ujarnya kepada Wartawan pada Selasa (16/05/2023) di Ponpes Ta’mirul Islam, Solo

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa polemik nama Sunan Jogo Kali pernah dipermasalahkan sebagian masyarakat Solo, karena nama taman wisata yang berada dipinggir kali aliran Bengawan Solo itu dinilai kurang tepat. 

Jalan masuk taman Jogo Kali yang menjadipolemik.

Masalahnya,nama Sunan itu, bermula dari kata sunNah. “Jadi saya merasa aneh saja, bukannya saya tidak mau menjawab masalah ini, namun saya enggak berkomentar saja” katanya sembari menambahkan, karena dia membandingkan dengan sebutan Sunan Kuning.

Berkonotasi Negatif

Nama Sunan Kuning  yang pernah digunakan untuk menyebut sebuah lokasi masiat yang berkonotasi negatif, yang pernah ada di Semarang, bahkan kawasan itu digunakan sebagai lokalisasi di Semarang. Menurutnya, sebutan Sunan sangat sakral.

Sunan  merupakan sebutan kepada seseorang yang pastinya beragama Islam dan senantiasa melakukan apa yang dikerjakan dan dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW."Sunan berasal dari kata Sunnah,

Sunnah disini pastinya meniru apa yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Tetapi Di Jawa dikenal dengan istilah Sunan. Permasalahan bangsa yang lebih penting masih banyak yang perlu dibenahi, misalnya, kata Abah Ali, tentang ada kejanggalan dalam praktik hukum di Indonesia.

Seperti  penerapan hukum positif, yang masih tumpul ke ata, tetapi tajam ke bawah. "Mengenai masalah ini, sudah sering terjadi di negeri ini, nggak perlu menjabarkan wartawan panjang lebar, kita bisa melihat dan merasakannya" paparnya. (Her)