ASTRID WIDAYANI : UNSA TAMPIL BEDA, MENAMBAH NILAI KONSEP NUNGGAK SEMI

 

Astrid Widayani , menerapkan dan mempertahankan konsep nunggak semi.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Hj Astrid Widayani, SE.SS.MBA, Rektor Universitas Surakarta  (UNSA) mengatakan, belakangan ini banyak pihak yang melihat UNSA dengan kaca mata yang lain,makin tampil beda. Dia berharap hal itu tidak berarti menunjukkan penurunan nilai UNSA, melainkan bertambahnya nilai-nilai UNSA sekarang ini.

Ungkapan Astrid itu diutarakan pada Jumat, 22 Juni 2023 ketika mengadakan saresehan dengan wartawan di salah satu rumah makan di Solo. “Mitra-mitra UNSA sekarang sering menyampaikan kepada saya, UNSA yang sekarang kok berbeda ya ?” katanya

Menanggapi pernyataan itu astrid menjelaskan,  mudah-mudahan berbeda yang dimaksud, tidak menjadi sesuatu yang kurang nilainya, tapi sebaliknya justru menambahkan nilai dari konsep nunggak semi, yakni mewarisi perjuangan leluhur untuk mengembangkannya kedepan.

Astrid yang kini sedang dalam proses menempuh studi S3 di Swiss ini mengakui perguruan tinggi swasta (PTS) kini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Melainkan harus berjuang dengan sekuat kemampuan, baik tenaga maupun fikiran untuk meraih mahasiswa perguruan tinggi negeri.

Sehat Dan Positif

Hal ini dilakukan untuk bisa mendapatkan mahasiswa baru yang cukup. “Kami ingin perjuangkan kondisi PTS, dalam meraih mahasiswa baru untuk masuk di UNSA, tetapi harus melalui persaingan yang sehat dan positif, karena untuk mendapatkan mahasiswa harus rebutan dengan PTN” tandasnya

Bersama para petinggi dan jajaran dosen UNSA, Astrid (tengah) harus terus bergandeng tangan untuk membangu kualitas dan membesarkannya.

Atrid mencontohkan,  perguruan tinggi di Solo kini sudah menawarkan kelas-kelas yang menarik, membuka banyak kelas baru, angkatan dan gelombang baru. “PTS mengira satu periode pembukaan mahasiswa baru PTN selesai, ternyata belum. Sebab setelah gelombang I usai, disusul dengan gelombang II, gelombang sore, Kelas B, Ujian Mandiri (UM) dan lainnpaparnya.

Situasi seperti ini tentu  menjadi sesuatu yang tantangan yang harus dihadapi semua PTS.  Namun UNSA dengan  fokus menjalankan program nunggak semi, maka optimistis. “Kami berusaha keras agar  bisa mengembalikan yang sebelumya, ibarat  pohon kering dan gersang, untuk pulih sebagai  pohon yang tumbuh subur, bersemi dan berkembang” urai dia.

Rindang Dan Teduh

Astrid ingin pohon besar UNSA bisa menjadi tempat yang rindang dan teduh bagi banyak pihak. Dia kemudian mengungkapkan komitmennya, untuk  menjaga tradisi dan sejarah yang sudah berpuluh-puluh tahun diukir oleh pendiri dan pendahulu UNSA.

“Jadi, tradisi yang sudah berpuluh tahun, mulai dari pendiri sampai dengan saat ini, tentu masih kami jalankan dan saya masukkan di filosofi kepemimpinan saya di UNSA, yaitu nunggak semi. Sebagai generasi muda, meski hal ini bukan sesuatu gampang, harus terus berjuang dengan penuh semangat dan banyak dukungan” jelasnya.

Astrid sekarang tidak hanya ingin melanjutkan dan mengembangkan, melainkan juga mempertahankan akar tradisi. Nilai-nilai itu menurutnya harus tetap dipertahankan, termasuk sejarah panjang yang sudah diukir selama ini. “Memang, awalnya tidak langsung bersemi. Karena tantangan di dunia pendidikan atau institusi yang dikenal dengan senioritasnya, perlu dipertahankan”  ujarnya. (Her)