PENDUDUK DI BANTARAN SUNGAI TERUS KEBANJIRAN, BBWSBS LALAI DENGAN TUGASNYA, BENARKAH ?

 

Nico Agus Putranto. Ketika memberikan keterangan kepada wartawan. 

SOLO ( JURNALKREASINDO.COM) – Penduduk Kota Solo yang selama ini bertempat tinggal  di bantaran sungai kota Solo, setiap tahun hampir pasti menjadi korban banjir. Peristiwa ini terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang .

Kejadian rutinitas ini terindikasi, karena pihak BBWSBS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) lalai berkoorninasi dengan dinas terkait, seperti BPN maupun PUPR. Seharunya BBWSBS lebih efektif untuk mengingatkan, bahkan menertibkan bangunan liar yang dibangun di bantaran sungai.

Menurut Data data BPBD (badan pengelolaan banjir daerah) Kota Surakarta daerah yang rawan banjir di musim penghujan itu selain di Solo, juga di Sukoharjo yang bangunananya ditepi Kali Jenes, Kali Premulung, Kali Pepe, bantaran ali Brojo, Kali Anyar dan Kali Gajah Putih.

"Untuk itu pihak-pihak terkait itu jangan sampai terlambat, apalagi lalai dalam melakukn penertiban bangunan liar di bantaran sungai, baik bangunan yang sudah telah bersertifikat maupun hunian liar. Itulah perlunya sosialisasi” kata Nico Agus Putranto, Kepala BPBD kota Surakarta

Pemetakan Daerah Banjir

Lebih jauh kepada beberapa wartawan Nico memaparkan, pemerintah kota (Pemkot) Solo sedang menyusun kajian risiko bencana. Kajian risiko bencana ini nanti akan menunjukkan lokasi mana saja yang kini jadi perhatian pemerintah.

 Hal ini dan untuk membandingkan peta masalah banjir dan genangan pada beberapa tahun sebelumnya. Sehingga akan mempermudah memberikan bantuan dan solusi serta sosialisasi kepada masyarakat tentang syarat boleh tidaknya menempati rumah di bibir sungai.

Secara terpisah, Kiasi Pemerintahan Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Ika Pradipta ketika dikonfirmasi wartawan menjelaskan, hampir bisa dipastikan, setiap datang mesim penghujan hunian yang berdiri di bantaran sungai, di wilayah Desa Banaran itu selalu menjadi korban banjir, hingga menghenangi pemukiman penduduk.

Untuk  menahan terjadinya banjir, warga berharap bisa segera dibangun tanggul pencegah banjir, berupa bangunan penghalang meningginya air sungai, di sempadan Kali Jenes. Hal ini diusulkan, sebab warga yang berdomisili di wilayah 3 RW itu sering menjadi korban banjir.

Meski begitu, disana ada rumah yang bersertifikat, kendati  juga ada sebagian yang menempati tanah liar di Bantaran Sungai. BBWSBS dalam hal ini seharusnya bisa berperan optimal untuk melakukan penataan ulang bangunan-bangunan yang berdiri ditepi sungai itu. (Her)