HINDARI 4 T, CARA MEMPERCEPAT PENURUNAN ANGKA STUNTING DI INDONESIA

 

 dr. Ratih Dewantisari (Sekretaris Tim POKJA KIE dan Penurunan Stunting Perwakilan BKKBN Jawa Tengah), ketika memberi pemaparan tentang penurunan stunting.

SEMARANG (JURNALKREASINDO.COM) – Dalam setiap  tahunnya,  Indonesia  telah mengalami  penurunan  angka  prevalensi  stunting.  Akan  tetapi,  angka  prevalensi stunting saat ini masih jauh dari target 14% yang harus dicapai pada tahun 2024 atau sebanyak  5,33  juta  balita  yang  masih  mengalami  stunting.

Untuk itu, BKKBN Bersama Mitra Kerja terus mengkampanyekan 4T, yaitu melahirkan terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat jarak kelahiran dan terlalu tua sejak usia remaja. Kerjasama dengan semua stakeholder dan lintas sektor perlu dilakukan, misalnya dengan sektor pendidikan dan keagamaan, akan sangat bermanfaat dalam kesuksesan kegiatan promosi.

 “Pada dasarnya terdapat 4 faktor yang mempunyai pengaruh besar bagi kesehatan ibu dan anak,  khususnya pada masa kehamilan yang terlalu beresiko   (4 terlalu), yaitu Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu sering dan Terlalu banyak. Kondisi 4T akan meningkatkan risiko dalam kehamilan,  termasuk risiko stunting, dapat juga menyebabkan kesakitan bahkan kematian ibu dan bayi”, kata Dr. Ratih

Sis Budiyono (Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono) dalam pidatonya, di Balai Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Hal ini terungkap dalam acara Sosialisasi dan Promosi KIE Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Balai Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada Rabu (22/11/2023).“Terlalu Muda misalnya, ibu hamil pertama usia kurang dari 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal” tuturnya

Keterlibatan Aktif

Demikian juga terlalu tua, ibu hamil pertama pada usia kurang lebih 35 tahun dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya. Terlalu Rapat yang dimaksud di sini jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya kurang dari 2 tahun yang menyebabkan dapat menghambat proses persalinan seperti gangguan kekuatan kontraksi, kelainan letak, dan posisi janin.

Kalau terlalu banyak,  ibu hamil dan melahirkan lebih dari 2 kali yang menyebabkan dapat menghambat proses persalinan, dan perdarahan pasca persalinan. Selanjutnya, Sis Budiyono selaku Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono, mengharapkan kerja sama dan keterlibatan aktif dari seluruh pihak untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia Emas 2045.

SDM Unggul dan Berkualitas, melalui upaya percepatan penurunan stunting. “Masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang stunting, menjadi kendala tersendiri dalam mencegah stunting. Tapi saya optimis tahun 2045 dalam ulang tahun ke-100 Indonesia dapat menjadi negara tersejahtera, termakmur dan teradil”, ujar Sis Budiyono dalam sambutannya di Balai Kelurahan Sendangmulyo.

Acara kolaboratif ini dihadiri beberapa pihak terkait antara lain, Tuti Nusandari Roosdiono (Aggota DPR-RI Fraksi PDI Perjuangan) melalui virtual, Sis Budiyono (Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono),  Dr. Ratih Dewantisari (Sekretaris Tim POKJA KIE dan Penurunan Stunting Perwakilan BKKBN Jawa Tengah), Bimo Tri Wicaksono ( tokoh masyarakat kota semarang) dan tamu undangan dari Masyarakat Kecamatan Tembalang. (Hong)