PENAMPILAN SPEKTAKULER, MENDIDIK DAN MENGESANKAN DALAM PENUTUPAN PERHELATAN IMF 2023

Tarian  ‘Cassanova’ yang ditarikan komunitas seni tari Sayekti Padmi Production, berkolaborasi dengan Guh S. Mana dari Solo.

  SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Dalam penutupan perhelatan International Mask Festival (IMF) 2023, tampak penampilan spektakuler, mendidik dan mengesankan. Setidaknya, itulah yang dirasakan masyarakat  dari berbagai negara di nDalem Djojokoesoeman, Solo, pada Sabtu (18/11/2023) malam.

Pada penutupan itu, para penampil tari-tarian berbasis  seni topeng yang yang berjumlah 14 peserta  dari dalam dan luar negeri  tersebut menyulap panggung menjadi hingar bingar, sehingga baik penonton maupun peserta nampak puas. “Kami mengucapkan terima kasih bisa berkesempatan, berpartisipasi dan tampil di arena terhormat ini” ujar Mr. Ram Kumar,  Counsellor and Acting Director JNICC Embassy of India dalam pidatonya

Sebab dengan digelarnya acara IMF 2023 ini menjadikan hubungan budaya antar berbagai negara dapat terjalin akrab dan baik. “I express my sincere gratitude again to the Solo International Mask Festival committee for this incredible opportunity to witness and celebrate cultural inheritance. Thank you and may the spread of cultural exchange continue to flourish between India and Indonesia,” ungkap Ram Kumar lagi 

Mr. Ram Kumar,  Counsellor and Acting Director JNICC Embassy of India,ketika berpidato. 

Malam itu, sajian tari pertama ditampilkan tari topeng dari Kota Yogyakarta yang diwakili Astagala Project bertajuk ‘Persona’. Tarian ini merujuk pada wajah sosial manusia yang merupakan citra atau kepribadian yang secara sengaja atau tidak sengaja diciptakan dengan tujuan untuk memberikan kesan kepada orang lain. Kemudian disusul penampil kedua, B. Kristiono Soewardjo dari UNJ berjudul ‘Nindak Jirumklan’.

Kedinamisan Masyarakat

Karya ini berakar dari kebudayaan Jakarta (Betawi) dengan memanfaatkan pergerakan dari tari topeng yang menggambarkan asal-usul manusia dengan berbagai karakter. Seniman asal Pati, Jawa Tengah juga turut unjuk kebolehan dengan hadirnya Rafi Rizqullah Arifin dari Sanggar Pandu yang mempertontonkan ‘Tari Topeng Mina Tani’. Karya seni tari yang dikemas sebagai perwujudan tarian tradisional dengan menghadirkan kedinamisan masyarakat Kabupaten Pati.

Selanjutnya, penampilan BWC Dapnce Company dari Korea Selatan. Para penari membawakan karya yang berjudul  ‘Draw a Rough Line’ mengekspresikan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari manusia modern dan keinginan manusia untuk mendapatkan kebebasan dengan sikap lembut untuk mengekspresikan dualitas manusia. Tarian senada juga ditampilkan Lakhaon Khaol Youth of Cambodia dari Kamboja dengan judul ‘Cham-Baing TuPi’.

Penampilan BWC Dapnce Company dari Korea Selatan. Para penari membawakan karya yang berjudul  ‘Draw a Rough Line’.

Karya tersebut merupakan sempalan dari cerita Ramayana, tentang kerbau jantan bernama TuPi yang sangat kuat dan bertarung melawan raja monyet. Penampilan keenam dari Chinese Youth Goodwill Association, Taiwan, berjudul ‘Goddess Mask Parade’. Tarian tersebut berakar dari mitologi Daois setempat dengan dewi bertopeng yang menggambarkan kebahagiaan wanita dalam memberkati dunia sipil.

 

Media Budaya

Edgar Freire dari Ekuador menggelar tarian yang bertajuk ‘Entre Montranas – A tale of the Andean Mountains’, sebuah karya puitis tentang para petani di Ekuador dan komunitas tradisionalnya yang berjalan di pegunungan Andean dan tiba di Indonesia. Tarian ini berkolaborasi dengan seniman Indonesia sebagai media dalam hubungan budaya. Tampil juga tari topeng dari Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Darmawan Dance Company tajuk ‘Mbarang.

Mbarang ini mengisahkan tentang Dewi Sekartaji. Ia berusaha bersatu kembali dengan kekasihnya, Panji Inu Kertapati. Korea Selatan kembali hadir di hari kedua dengan modifikasi tari ‘Mask Play Troupe’, dibawakan oleh Andong Mask Play Troupe. Tiga penari bertopeng menggebrak panggung IMF 2023, tarian yang merupakan representasi dari pertunjukkan K-Pop dengan atribut topeng serta kipas dengan iringan musik artistik yang bernuansa kebahagiaan.

Sanggar Pandu yang mempertontonkan ‘Tari Topeng Mina Tani’. Karya seni tari yang dikemas sebagai perwujudan tarian tradisional dengan menghadirkan kedinamisan masyarakat Kabupaten Pati.

Mask Play Troupe berhasil menghadirkan riuh dan antusias penonton dengan sejumlah lagu K-Pop populer yang ditampilkan dalam balutan busana hanbok. Sanggar Riak Nyalong dari Kalimantan Tengah turut menyumbang daftar panjang penampilan spektakuler IMF 2023 melalui karya ‘Sababuka’. Karya ini divisualisasikan melalui tari asli dari Ngaju Dayak dengan fitur topeng wajah yang mengancam.

Tanpa Rasa Cukup

Delegasi kedua dari Yogyakarta disuguhkan oleh Uti Setyastuti, berjudul ‘Nang Ning Nganu’, ditampilkan gambaran awal tentang manifestasi kebaikan, hubungan yang saling berhubungan dan berdampak satu sama lain, serta otoritas tentang sesuatu yang disengaja untuk tujuan yang sebenarnya. Sanggar Seni dan Budaya Marajaki dari Palangka Raya pun turut menghadirkan pertunjukkan seni bertajuk ‘Energy’, merupakan tari topeng kontemporer.

Tari topeng tersebut mencerminkan semangat utilitas dalam melestarikan warisan spiritual dari nenek moyang dan prinsip dari kearifan lokal. Tarian  ‘Cassanova’ yang ditarikan komunitas Sayekti Padmi Production, berkolaborasi dengan Guh S. Mana dari Solo menceritakan manusia selayaknya seorang Cassanova yang menghuni bumi tanpa memiliki rasa cukup dengan satu, terutama pada kaum hawa.

Manusia digambarkan bahwa terkadang lupa akan kekuatan dalam dirinya dan terlalu bergantung pada validasi orang lain. Ari Harmawan Tapuk Wilah Wojo dari Karanganyar menjadi penutup rangkaian pertunjukan seni topeng yang dipamerkan di panggung IMF 2023. Karya ini berjudul “Pelebur Pusaka Aji” yang menyimbolkan konsep renungan kesadaran diri dalam mengendalikan hawa nafsu dari kesombongan, keserakahan, dan kemaksiatan.

Lomba Mewarnai Topeng

Hari kedua IMF 2023 juga diramaikan dengan pembagian hadiah lomba mewarnai topeng kategori kanak-kanak dan sekolah dasar. Diserahkan langsung oleh Mimi Zulaikha, selaku Chief Executive IMF 2023, penghargaan kepada pemenang lomba berupa trofi, sertifikat, dan goodie bag. Selain itu, pameran topeng yang digelar di lokasi yang sama juga tampak ramai didatangi pengunjung.

Topeng-topeng yang ditampilkan merupakan karya dari seniman Susana Miranti Kroeber yang mempertontonkan sejumlah kreasi unik topeng. IMF 2023 resmi ditutup dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada para penampil dan dilanjutkan menari bersama oleh para delegasi, panitia, serta pengunjung yang hadir. Festival topeng yang merupakan agenda tahunan Kota Solo ini sukses digelar dengan dihadiri total 1.371 penonton dalam dua hari. (Hong)