Suwarno, SH, M.M, Ketua Tim Kerja
Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, ketika memaparkan
materinya.
KENDAL (JURNALKREASINDO.COM) – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja , anggota DPR RI Komisi IX , Tuti Nusandari Roosdiono tidak henti-hentinya terus mengkampanyekan percepatan penurunan stunting. Kendati tidak hadir secara langsung, namun Tuti terus mengikutinya dalam jaringan digital (daring).
“Mengenai sosialisasi memerangi bahaya stunting , tidak
mengurangi semangat saya untuk terus mengkampanyekannya, maka kami terus
mengadakan sosisalisasi Program KIE Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan
Keluarga Berencana (Bangga Kencana)” ujar Tuti pada Rabu (08/11/2023) di Gedung Serba Guna, Desa Medono, Kecamatan
Boja, Kabupaten Kendal
Sosialisasi ini dihadiri beberapa pihak di antaranya,
Suwarno, SH, M.M (Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Tengah),
Sis Budiyono (tenaga ahli), Tuti
Nusandari Roosdiono(anggota DPR RI Komisi IX), Dyah Kartika Permanasari (Anggota
DPRD Provinsi Jawa Tengah), Sumarno, SH, M.M (Perwakilan Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Kendal).
foto bersama Tuti Nusandari Roosdiono anggota
DPR RI Komisi IX dan Sis Budiyono Tenaga
Ahli dengan warga Desa Medono, Kecamatan
Boja, Kabupaten Kendal.
Selain itu juga tampak hadir H. Tri Purnomo, S.H (tokoh
masyarakat Kabupaten Kendal) dan para tamu undangan di Kecamatan Boja. Dalam memaparkan
materinya, Suwarno, SH, M.M menyampaikan
apresiasi kepada masyarakat Desa Medono, sebab sudah mencapai angka penurunan
stunting nasional 14 persen.
Prioritas Asupan Gizi
Semangat ini harusnya dapat dibagikan kepada desa tetangga
melalui edukasi sederhana agar menjadi manfaat dalam menuju Indonesia emas
tahun 2045. “Prevalensi angka stunting di Desa Medono ini, sebenarnya sudah di
bawah 14 persen, jadi untuk apa saya berbicara terlalu banyak. Tapi secara umum
data di Kabupaten Kendal untuk stunting masih mencapai 17,5 persen” paparnya
Jadi, sebaiknya mengenai
hal ini bisa ditularkan agar bisa seperti desa Medono ini. Selanjutnya, Ia mengingatkan kembali, stunting bisa terjadi disebabkan beberapa
faktor, diantaranya faktor kurangnya sanitasi air bersih dan kurangnya asupan
gizi seimbang. Kurangnya air bersih dapat menyebabkan infeksi penyakit yang
berulang .
Sehingga asupan gizi harus menjadi prioritas, untuk
membangun ketahanan tubuh. Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Tuti
Nusandari Roosdiono dalam sambutan dalam
jaringan degital (daring) mengajak
masyarakat, di Desa Medono agar
mempertahankan prestasi ini, demi menyambut Indonesia lebih baik di masa depan.
Sedangkan Sis Budiyono menambahkan, melalui dialog intraktif
peserta, bahwa stunting itu ciri-cirinya anak kelihatan lebih kecil dibanding
anak seusianya dan pergerakan anak kurang atau pasif disaat anak-anak yang lain
main. (Hong)