SOLO (JURNALKREASINDO.COM) – Sejumlah 9 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP) Solo yang duduk di semester 6, berhasil lolos pada Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha atau P2MW. P2MW merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki prototipe produk atau sudah menjalankan usaha.
Direktorat
Belmawa, Ditjen Diktiristek memberikan kesempatan kepada mahasiswa aktif
tingkat sarjana yang memenuhi syarat, untuk mengikuti
program P2MW. Program P2MW, juga
memfasilitasi bagi mahasiswa yang telah mengikuti Program Wirausaha Merdeka
(WMK) dan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K).
Sebagai
pembinaan lanjutan Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek..FEB
menunjuk 3 dosen yang terpilih sebagai 2 DPL (Dosen pendamping lapangan) yaitu
Kurniawati Darmaningrum , S.E., M.M. dan Dr. Rini Adiyani, SE.MSi serta 1 dosen
yang ditunjuk sebagai mentor yaitu Dr.
Susilaningtyas Budiana Kurniawati, SE., M.Si.
Menurut
Dr. Rini visi misi FEB UTP untuk mendukung mahasiswa agar bisa berkecimpung di
dunia usaha sebagai entrepreneur sangat cocok dengan program P2MW ini. “Kami
ingin membuka mindset teman-teman mahasiswa agar setelah lulus tidak hanya
gelar sarjana manajemen atau sarjana akuntansi saja yang melekat tapi mereka
bisa berwirausaha” katanya
Menciptakan
Pekerjaan
Tanpa harus mencari
pekerjaan tapi bisa menciptakan pekerjaan. Jangan sampai lulus sarjana tapi
nganggur, paling tidak bisa menghidupi diri mereka sendiri” ujarnya. Pada tahun 2027
Indonesia akan dikuasai oleh generasi muda di usia 18-40 tahun untuk bersaing
mencari pekerjaan. Selain
Dr. Rini, Kurniawati yang juga bertugas sebagai DPI.
Lebih lanjut Rini menjelaskan, keikutsertaan FEB UTP
dalam P2MW ini karena sebelumnya beberapa mahasiswa sudah mengikuti program Wirausaha
Merdeka (WMK) di tahun 2023. jadi
P2MW ini sebagai program lanjutan dari WMK.“Alhamdulillahnya dari 5 kelompok
yang mengirimkan proposal, 2 diantaranya lolos” tuturnya
Kelompok itu
masing-masing always printing, anggotanya ada 5
mahasiswa yang didampingi oleh Ibu Rini dan Batik Inar yang pendampingnya saya
sendiri jumlah anggotanya ada 4 mahasiswi. Untuk yang batik kami fokus
menggunakan bahan-bahan zero waste seperti kain perca, jadi 90%
teman-teman mahasiswa ini.
Jejaring
Serta Wawasan
Ia minta
untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang, yang tidak mencemari lingkungan, tapi bisa bernilai
jual. Menurut
Kurniawati P2MW lebih challenging bagi dosen pendamping maupun mahasiswa
sebagai pelaksana. Di P2MW mahasiswa sudah memiliki produk, namun mereka harus belajar
menguasai strategi pemasaran dan pengembangan produknya.
Dana
yang diberikan pun bahkan 4x lebih besar dari WMK. “Periode P2MW ini cukup
panjang hingga bulan sepetember 2024, nanti di bulan oktober ada expo di
Kendari.Kami bertiga berharap universitas bisa mensupport kami dan mahasiswa
untuk bisa mengikuti expo di Kendari. Disana nanti teman-teman mahasiswa bisa
mencari relasi.
Selain itu juga jejaring serta wawasan akan lebih terbuka lagi
tentang dunia wirausaha”, jelas Kurniawati. Ditemui ditempat yang sama, Dr.
Tyas menceritakan tugasnya selaku mentor yaitu melakukan pendampingan khsusunya
dalam administrasi dan pelaporan keuangan atau yang berkaitan dengan anggaran. Tak
hanya itu, dirinya juga berharap di tahun berikutnya ada 10 kelompok yang bisa
lolos ke P2MW.
Incubator Bisnis
“Saya setuju dengan pendapat Ibu
Kurnia, tidak hanya mahasiswa yang belajar tapi kami para dosen, baik DPL maupun
mentor juga belajar, jadi ini tantangan bagi kami semua. Saya berharapnya tahun
depan bisa 10 kelompok yang lolos. Karena permulaan tahun ini 2 yang lolos juga
sudah cukup baik”, paparnya.
Dr.Tyas dan tim berharap dengan
lolosnya 2 kelompok dari FEB UTP, universitas bisa membuat incubator bisnis.
Karena pada dasarnya incubator bisnis di kampus ikut mempererat terciptanya
sejumlah wirausahawan baru dan memiliki jiwa entrepreneur sejati dan juga
tangguh, sehingga mampu mengelola usaha secara mandiri.
“Jika kelak kita bisa menciptakan
incubator bisnis di UTP tentu akan sejalan dengan visi misi dan tri ciri UTP
bagaimana mencetak calon-calon wirausahawan atau entrepreneur yang memiliki
jiwa patriot, pelopor dan mandiri. Selain itu juga kita bisa jadi host atau
tuan rumah untuk program WMK maupun P2MW.”, imbuhnya. (Her)