FAKULTAS PERTANIAN UTP ADAKAN UJI KOMPETENSI PERTANIAN ORGANIK, JALIN KERJASAMA DENGAN LSP-PO

 

Prosesi serah terima sertifikasi uji kompentensi pertanian organik.

SOLO (JURNALKREASINDO.COM) - Guna mendukung perkembangan pertanian berkelanjutan serta memperkuat kualitas dosen dan mahasiswa pertanian, Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta dengan kelompok tani binaan FP UTP, dalam mengelola sistem pertanian organik, maka FP UTP bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian-Pertanian Organik (LSP-PO).

Dua lembaga ini menggelar Kegiatan Uji Kompetensi Pertanian Organik yang diadakan di kampus 1 dan Fakultas Pertanian UTP. Kegiatan ini dibuka oleh Rektor UTP, Prof. Winarti, diamping oleh Wakil Rektor 1 Dr. Ir. Suswadi, M.Si dan Dekan FP Ir. Agus Budiono, MP.  Jumlah peserta total ada 23 orang yang terbagi menjadi 14 mahasiswa, 3 dosen dan 6 petani. 

Uji kompetensi ini bertujuan untuk memastikan para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menerapkan praktik-praktik pertanian organik yang berstandar nasional dan internasional. Kegiatan ini diadakan selama satu hari ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu uji tes tertulis dan uji parktik lapangan.

Uji Tes Tertulis untuk mengukur pemahaman peserta, mengenai prinsip-prinsip dasar pertanian organik, manajemen tanah, pengendalian hama terpadu dan regulasi pertanian organik. Sedangakan untuk ujian praktik lapangan peserta, diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam melakukan berbagai kegiatan pertanian organik.

Sertifikasi Kompetensi

Seperti pembuatan kompos atau pemanfaatan pestisida alami dan pengelolaan air secara organik. Setelah itu mereka mempresentasikan hasil dari uji praktik ke asesor. Dr. Suswadi, M.Si ditemui disela-sela uji asesor menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi bagi para pelaku pertanian organik khususnya dosen dan mahasiswa.

Penerimaan hasil uji kompetensi dari mahasiswa Fakultas Pertanian UTP Surakarta. 

"Dengan memiliki sertifikat kompetensi, khususnya mahasiswa yang mengikuti uji kompetensi dari BNSP akan mendapatkan sertifikat pendamping ijazah dan itu dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi lulusan sehingga kita harapkan mahasiswa yang mendapat sertifikat bisa memperoleh pekerjaan yang lebih sesuai dengan bidangnya, khususnya di bidang pertanian” ucap Suswadi.

Sedangkan menurut I Nyoman Oka Tridjaja, P.hD Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mendorong pertanian berkelanjutan di Indonesia. Pertanian organik tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan konsumen, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Melalui uji kompetensi ini, diharapkan akan lahir lebih banyak calon-calon petani hebat yang mampu menerapkan teknologi dan metode pertanian organik secara profesional.

SDM Berkompeten

“Pentingnya uji kompetensi pertanian organik ini, untuk melihat bagaimana SDM-nya , khususnya dibidang organik bisa bersaing di tingkat regional maupun internasional, kalau tidak punya barang organik yang asli dari Indonesia, para buyer dari luar negeri, pasti akan tanya apakah produk ini diproduksi oleh SDM yang berkompeten atau belum” paparnya

 Oleh karena itu kompetensi ini sangat penting di semua aspek pekerjaan. Karena misi besar dari pertanian organik untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran, terutama disebabkan tekanan penduduk yang besar, pembabatan hutan, perluasan kebun yang akibatnya menimbulkan emisi gas yang tinggi dan menimbulkan perubahan iklim.

Seperti yang yang dirasakan sat ini, suhu makin tinggi yang menyebabkan panas.  Oka juga menambahkan, ada beberapa indikator SDM yang kompeten di bidang pertanian organik,  yakni  harus memahami atau memiliki pengetahuan yang cukup, skill yang memadai, sikap kerja yang relevan dengan pekerjaan, serta harus inovatif, inspiratif dan berintegritas.

Semua itu untuk menyongsong Indonesia emas 2045 yang akan datang. Sementara mahasiswa yang mengikuti Uji kompetensi ini Dimar Prabawati menyampaikan, kesan positifnya setelah mengikuti kegiatan ini. "Uji kompetensi ini sangat membantu saya sebagai mahasiswa, untuk memahami lebih dalam tentang pertanian organik. Saya jadi lebih percaya diri dalam mengelola lahan dan nantinya bisa menghasilkan produk organik yang berkualitas tinggi " ungkapnya. (Her)